Logo Bloomberg Technoz

Minyak Goreng Belum Stabil, Bagaimana Nasib DMO CPO Usai Lebaran?

Wike Dita Herlinda
13 April 2023 15:09

Ilustrasi penjualan minyak goreng. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi penjualan minyak goreng. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pelaku industri kelapa sawit menantikan kepastian dari pemerintah terkait dengan kelanjutan kebijakan domestic market obligation (DMO) crude palm oil (CPO) dan produk turunannya untuk menjaga pasok bahan baku minyak goreng selepas periode Idulfitri. 

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat M. Sinaga mengisyaratkan pelaku industri hilir sawit masih belum dapat memastikan apakah kebijakan DMO tersebut perlu dilonggarkan atau diperketat sehabis Lebaran.

Terlebih, mengutip data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, rerata harga minyak goreng seluruh jenis per Kamis (13/4/2023) masih bertengger di level tinggi yaitu Rp18.532/liter. Nilai tersebut naik dari posisi pekan lalu Rp18.247/liter. Adapun, harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah adalah Rp14.000/liter.

Secara terperinci, rerata nasional harga minyak goreng curah per hari ini Rp14.045/liter, minyak goreng kemasan bermerek 1 kg mencapai Rp20.912, dan minyak goreng kemasan bermerek 2 kg mencapai Rp19.562. 

“Sebab banyak faktor yang saling berkaitan. [Kelanjutan DMO CPO] tergantung pada fokus dari program DMO itu sendiri, apakah harga [minyak goreng] sudah terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan tidak ada kekurangan stok selama HBKN? Atau lainnya? Itu yang belum kami tahu,” ujar Sahat saat dihubungi Bloomberg Technoz, Kamis (13/4/2023).