Sektoral saham barang baku, saham properti, dan saham perindustrian menjadi pendukung utama laju kenaikan IHSG dengan masing-masing menguat mencapai 1,35%, 0,88%, dan 0,71%, disusul oleh melemahnya saham transportasi mencapai 0,54%.
Sejumlah saham-saham barang baku yang menjadi pendorong menguatnya IHSG ialah saham PT SLJ Global Tbk (SULI) melesat 18,1%, saham PT Citra Tubindo Tbk (CTBN) menguat 9,91%, dan saham PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) terangkat 6,54%.
Senada dengan IHSG, saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan juga ikut menguat, dan ada di zona hijau, dengan laju kenaikan 0,72% dan 6,46 poin ke posisi 905,37.
Saham-saham unggulan LQ45 yang bergerak pada teritori positif antara lain, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terapresiasi 4,35%, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) melesat 2,34%. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menguat 1,99%, dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menghijau 1,94%.
Adapun kinerja Bursa di Asia siang hari ini juga bergerak menghijau. Indeks Hang Seng Hong Kong meroket 1,35%, indeks Kospi melesat tinggi 1,27%, indeks PSEI Filipina melonjak 0,98%, indeks TOPIX Jepang terbang 0,94%, indeks Nikkei 225 menguat 0,56%, dan indeks Shanghai dengan kenaikan 0,07%.
Sentimen Pasar Saham dan Bursa Asia
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Bursa Asia mulai lepas dari tekanan, dan berhasil melanjutkan kenaikan mengikuti penguatan Bursa Saham Amerika Serikat (AS), Wall Street. Penguatan Bursa Saham global ini merespons tanda-tanda ketahanan di pasar tenaga kerja AS dan peningkatan konsumsi di China.
Seluruh pasar saham utama kompak menghijau setelah laporan Klaim Pengangguran AS keluar lebih baik yang meredakan kekhawatiran resesi yang dipicu oleh data ketenagakerjaan minggu lalu yang jauh lebih rendah dari perkiraan.
Data ekonomi China juga jadi faktor penentu, menunjukkan inflasi negara tersebut mencatat kenaikan lebih dari yang diperkirakan, memberikan harapan akan pemulihan permintaan domestik.
Indeks Harga Konsumen menguat 0,5% dari tahun sebelumnya, Biro Statistik Nasional mengatakan pada Jumat. Hal ini lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan 0,2% pada Juni, dan juga perkiraan median 0,3% dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom.
Menghidupkan kembali permintaan domestik menjadi semakin penting karena ekspor - sebuah titik terang yang jarang terjadi dalam perekonomian tahun ini, secara tak terduga melambat di bulan Juli, yang menandakan penurunan permintaan global.
Tren positif juga datang dari dalam negeri, Survei Konsumen Bank Indonesia pada Juli 2024 mengindikasikan Keyakinan Konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juli 2024 mencapai sebesar 123,4, lebih tinggi dibandingkan dengan IKK pada bulan sebelumnya, 123,3.
“Pada Juli 2024, Keyakinan Konsumen terpantau optimis pada seluruh kategori pengeluaran. Peningkatan IKK tertinggi tercatat pada responden dengan pengeluaran Rp2,1 juta-Rp3 juta,” tulis BI dalam Survei Konsumen Juli 2024.
“Meningkatnya keyakinan konsumen pada Juli 2024 didorong oleh keyakinan konsumen terhadap Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini yang meningkat pada seluruh komponen pembentuknya. IKE per Juli tercatat 113,5,” demikian dalam hasil survei.
(fad)