Logo Bloomberg Technoz

Menurut Hudi, SKK Migas dan EMCL berupaya untuk menanggulangi permasalahan tersebut dengan kegiatan gas shut off dan water shut off serta upaya mempertahankan rate produksi tetap dilakukan untuk mencegah penurunan produksi yang lebih tajam lagi.

Di lain sisi, perkembangan proyek Banyu Urip Infill Classic (BUIC) cukup baik sehingga diproyeksikan dalam waktu dekat akan onstream 1 sumur yaitu B13 dengan potensi produksi sebesar 10.000 BOPD dan tentunya akan meningkatkan produksi minyak di Banyu Urip dan produksi nasional secara keseluruhan.

"Minyak ini sangat berarti bagi SKK Migas karena produksi dalam negeri belum mencukupi kebutuhan sehingga harus impor. Kami beranggapan setetes minyak saat berarti bagi negara. Sehingga upaya-upaya meningkatkan produksi minyak terus dilakukan oleh SKK Migas dan KKKS ", terang Hudi.

Sebelumnya, Hudi juga mengatakan ExxonMobil belum menunjukkan niat untuk menahan investasi di Indonesia, di tengah adanya sinyal resesi di Negeri Paman Sam tersebut.

Adapun, ExxonMobil saat ini masih terlibat dengan beberapa kegiatan studi bersama (joint study) di Indonesia.

Selain itu, proyek ExxonMobil melalui ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) berupa Banyu Urip Infill & Clastic (BUIC) juga masih berlanjut dan ditargetkan bakal onstream pada waktu dekat.

“Sampai saat ini, kami masih belum melihat ada niatan dari Exxon untuk menahan investasi di Indonesia ya. Kita pantau saja,” ujar Hudi saat ditemui di kantornya, di Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).

Daftar 10 Produsen Minyak Terbesar di Indonesia (status 30 Juni 2024): 

  1. Pertamina Hulu Rokan: 157.226 BOPD
  2. ExxonMobil Cepu: 143.946 BOPD
  3. Pertamina EP: 66.468 BOPD
  4. Pertamina Hulu Mahakam: 25.527 BOPD
  5. Pertamina Hulu Energi ONWJ: 24.962 BOPD
  6. Pertamina Hulu Energi OSES: 19.855 BOPD 
  7. Petrochina Jabung: 14.652 BOPD
  8. Pertamina Hulu Sanga Sanga: 10.580 BOPD
  9. Medco E&P Natuna: 9.991 BOPD 
  10. PC Ketapang II: 8.770 BOPD

(dov/roy)

No more pages