Logo Bloomberg Technoz

Meski demikian, Josua memprediksi defisit fiskal Indonesia akan cenderung melebar dalam 2 tahun mendatang akibat rencana peningkatan belanja pemerintah dan efek normalisasi harga komoditas global.

“Dan di sisi eksternal balance nya pun sudah disampaikan sebelumnya juga bahwa kami melihat ada kecenderungan penurunan surplus di sisi trade balance-nya. Dan juga dari sisi current account deficit-nya pun kami melihat akan ada pelebaran,” paparnya.

Perlambatan Ekonomi AS Berimbas ke Menurunnya Pertumbuhan RI

Dalam kesempatan itu, Josua menyebut bahwa apabila Amerika Serikat (AS) mengalami resesi maka akan berdampak langsung kepada perlambatan ekspor RI. Pasalnya, permintaan barang dari AS akan menurun dan berimbas ke pertumbuhan ekonomi yang melambat.

“Di sisi lainnya pun juga tentunya ini akan berimbas juga kepada pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat,” ucap Josua.

Meski demikian, apabila AS mengalami resesi Josua menilai terdapat keuntungan yang bisa didapat RI. Yakni era suku bunga tinggi untuk waktu yang lama akan mulai berbalik arah, akibat Bank Sentral AS harus memangkas suku bunga acuannya.

Setelah itu, Bank Indonesia (BI) juga berpotensi memangkas BI Rate setelah pelonggaran moneter yang ditempuh Bank Sentral AS. Penurunan suku bunga BI itu, lanjut Josua, tak akan mempengaruhi pertumbuhan RI secara langsung.

“Artinya kalau misalkan BI mulai menurunkan suku bunganya di kuartal terakhir tahun ini, ya dampaknya kepada ekonomi riil pun juga ini akan baru terjadi ataupun terasa di tahun depan,” ujarnya.

Terkait potensi resesi AS, Josua menyebutkan bahwa saat ini probabilitas resesi AS sedang naik menjadi 30% berdasarkan konsensus yang ada di pasar.

Ia menilai data ekonomi AS yang dirilis baru-baru ini memang beberapa diantaranya tercatat melambat namun masih tumbuh solid. Sehingga, potensi terjadinya resesi seperti pada tahun 2008-2009 masih terbilang jauh.

“Kami belum melihat ada indikasi yang bisa membuat ekonomi US ini terpuruk ataupun bahkan sampai jatuh dalam resesi. Ya, karena ada beberapa data sebenarnya masih cenderung mix ya, terutama tadi dari sisi data tenaga kerja,” jelas Josua.

“Ya, tapi tentunya dengan respon suku bunga yang mulai turun, ini pun juga sebenarnya akan bisa membatasi atau mengurangi probabilitas resesi AS ke depannya,” lanjutnya.

(azr/lav)

No more pages