“Dan juga kita lihat bahwa surplus [neraca dagang] ini masih berlanjut gitu ya, walaupun memang trend surplus itu menyusut, tetapi masih terus melanjutkan trend-nya gitu,” ucap Faisal.
“Dari dua hal itu saja sebenarnya sudah bisa memberikan ruang ya, bahwa memang BI itu masih bisa melakukan pemotongan,” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa saat ini pasar berekspektasi bahwa Bank Sentral AS akan memangkas suku bunganya 50bps di September, 50bps di November, dan 25bps di Desember.
Menurut dia, ekspektasi yang lebih optimis tersebut muncul seiring rilis data ekonomi AS yang cenderung menunjukan perlambatan.
Namun, ia kembali menegaskan bahwa ekonomi AS sebenarnya tidak selemah yang pasar prediksi, pasalnya ekonomi AS masih tumbuh saat potensi resesi diprediksi meningkat.
“Jadi, terkait hal tersebut, jika memang benar dilakukan oleh The Fed ya, memang The Fed itu melakukan pemotongan di tahun ini dan dilakukan multiple tidak hanya 25 bps itu lebih daripada target di Juni, sebenarnya BI memang punya ruang,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan tetap mempertahankan BI rate 6,25% dalam dua bulan terakhir, meski harusnya suku bunga acuan bisa diturunkan. Bank sentral menaikkan BI rate 6,25% sejak April 2024.
Perry menjelaskan bila mengacu pada angka inflasi Indonesia yang masih berada di kisaran target 2,5% plus minus 1%, harusnya BI rate turun. Pada Juni 2024, inflasi indeks harga konsumen (IHK) sebesar 2,51%, terutama karena deflasi pada komoditas pangan yang sebelumnya di atas 10% menjadi 8,14%.
“Inflasi pangan turun tambah sejahtera rakyat, pangan itu sebagai besar untuk rakyat,” ujar Perry Warjiyo dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Jumat (2/8/2024).
Namun, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga alih-alih menurunkan itu karena fokus bank sentral untuk memitigasi risiko global. BI fokus untuk memantau rambatan kondisi ekonomi global pada stabilitas moneter, pasar keuangan dan nilai tukar.
“Kami harus pastikan kondisi global terkendali dulu,” ungkap Perry.
(azr/lav)