Laporan tersebut menggarisbawahi hubungan AS-China yang memburuk, yang sudah terjadi selama pemerintahan mantan presiden Donald Trump dengan perang dagang, dan kemudian semakin tegang lagi selama pandemi, yang oleh mantan Trump disebut sebagai “wabah China.”
Kedua negara itu juga berselisih atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan tindakan keras terhadap kebebasan politik di Hong Kong.
Hubungan terus memburuk di bawah Presiden Joe Biden, dengan Xi pada bulan Maret menuduh AS menahan kemajuan teknologi China. Adapun balon mata-mata China yang ditembak jatuh di atas langit AS baru-baru ini, yang mendorong Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan kunjungannya ke China.
Taiwan juga menjadi hal yang memicu perselisihan kedua negara. Pertemuan antara Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan para pimpinan politik AS telah membuat Beijing meningkatkan tekanan militer di pulau itu.
Survei Pew tersebut menemukan bahwa 47% responden menganggap ketegangan antara China dan Taiwan “sangat serius.”
Sekitar 62% dari mereka yang disurvei juga menyebut kemitraan China-Rusia sebagai masalah yang “sangat serius”.
Hampir setengah dari responden survei melihat AS sebagai kekuatan ekonomi terdepan di dunia sementara hanya sekitar 40% yang melihat China di atas AS – sebuah perubahan dari tahun lalu di mana pendapat warga soal ini terbelah secara rata.
Meski begitu, sekitar delapan dari 10 orang AS mengatakan persaingan ekonomi dengan China setidaknya merupakan masalah yang “agak serius”.
(bbn)