Penguatan rupiah di ujung perdagangan Kamis ini menandai kenaikan nilai dalam tujuh hari berturut-turut, semakin mendekati penguatan terpanjang pada medio Juli lalu yang berlangsung sampai delapan hari beruntun.
Keperkasaan rupiah telah melampaui mata uang Asia lain. Selama pekan ini saja, kenaikan nilai rupiah sudah mencapai 1,89% week-to-date, menurut data Bloomberg. Di belakang rupiah menyusul peso Filipina yang menguat 1,32%, lalu dolar Taiwan 0,77%, ringgit Malaysia 0,53% serta rupee Sri Lanka 0,34%.
Sedangkan bila menghitung selama Agustus, rupiah kalah oleh ringgit yang menguat 2,57% month-to-date. Sepanjang bulan ini, rupiah membukukan kenaikan nilai 2,25%.
Khusus hari ini, rupiah keluar sebagai mata uang Asia dengan penguatan terbesar, bersaing dengan dolar Taiwan yang naik nilainya 0,81% terhadap dolar AS.
Rupiah berhasil berkelit dari volatilitas pasar yang menajam sejak awal pekan ini, dengan membukukan reli penguatan tujuh hari perdagangan tanpa putus. Pada pekan di mana banyak investor menangisi nilai portofolionya yang terjun bebas, rupiah melenggang dengan penguatan yang stabil dari hari ke hari.
Bank Indonesia menilai, penguatan rupiah belakangan ini banyak didukung oleh sentimen data pertumbuhan ekonomi yang masih baik serta cadangan devisa yang melimpah. Masih ada ruang kenaikan nilai rupiah lebih lanjut.
"Tetapi kita harus tetap waspada terhadap potensi eskalasi geopolitik di Timur Tengah dan terus memantau perkembangan Pemilu AS," kata Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Edi Susianto.
(rui)