"Jika Amerika Serikat dan negara-negara Barat benar-benar ingin mecegah perang dan ketidakstabilan di kawasan, mereka harus meyakinkan rezim itu menghentikan genosida dan serangan di Gaza, dan menerima kesepakatan gencatan senjata," kata Pezeshkian kepada Macron seperti dikutip dari situs resmi pemerintah Iran.
Kantor kepresidenan Perancis mengatakan Macron memberi tahu rekannya dari Iran itu bahwa negara tersebut tidak boleh melakukan aksi balasan terhadap Israel, dan memperingatkan kekerasan lebih besar akan memicu kerusakan jangka panjang pada prospek stabilitas di kawasan.
Republik Islam Iran, pendukung utama Hamas, berulang kali menyatakan tekad untuk membalas pembunuhan Ismail Haniyeh di Tehran, minggu lalu, meski menyebut tidak mau memicu perang Timur Tengah yang lebih luas.
Israel sendiri tidak pernah membenarkan atau membantah tudingan mereka bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh tersebut.
Sementara itu, Hizbullah, kelompok milisi terbesar dukungan Iran, juga mengancam akan melakukan serangan besar setelah militer Israel menewaskan seorang komandan Senior mereka, Fuad Shukr, di Beirut beberapa jam sebelum pembunuhan Haniyeh.
Hizbullah dan Israel terlibat baku tembak secara rutin sejak Oktober ketika perang Israel-hamas pecah di Gaza.
"Satu-satunya jalan keluar adalah menerapkan gencatan senjata secepatnya yang akan membantu mengurangi ketegangan di kawasan dan akan menyelamatkan wilayah ini dari kehancuran akibat konflik berkepanjangan," kata menteri luar negeri Yordania, Ayman Safadi, seperti dikutip CNN pada Rabu (7/8/2024).
Safadi berkunjung ke Iran pasa akhir pekan yang merupakan bagian dari upaya bersama negara Barat dan Arab untuk mengatasi ketegangan di kawasan.
(bbn)