Chief Executive Officer Infineon, Jochen Hanebeck, mengatakan bahwa pembangunan kampus Kulim baru ini berjalan lebih cepat dari jadwal semula.
Fasilitas ini menjadi lokasi produksi carbide power semiconductor terbesar di dunia pasca tahap kedua selesai.
Pabrik baru akan berfokus pada pembuatan semikonduktor yang dapat membantu dekarbonisasi di bidang otomotif, industri, dan pusat data.
Pabrik diharapkan dapat menciptakan total 4.000 lapangan kerja pada akhirnya, menurut Infineon.
Langkah Infineon di Malaysia menyoroti potensi negara Asia Tenggara untuk menarik lebih banyak investasi teknologi. Pada saat bersamaan, perusahaan-perusahaan cip besar sedang mencari alternatif selain China dan Taiwan untuk manufaktur efek meningkatnya ketidakpastian geopolitik.
Baca Juga: Ambisi Malaysia Bangun Pusat Desain Cip
Malaysia dalam beberapa tahun terakhir telah muncul sebagai pusat global pengemasan dan perakitan, proses akhir sebelum cip siap digunakan di ponsel pintar, pusat data, dan kendaraan listrik.
Pemain besar termasuk Intel Corp, ASE Technology Holding Co dan Amkor Technology Inc telah memanfaatkan tenaga kerja yang terampil dan berbiaya lebih rendah. Perusahaan juga dekat dengan pasar-pasar utama, terutama ketika Covid dan ketegangan AS-China mengganggu aliran cip secara global.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, China—mengincar pusat packaging sebagai cara untuk meningkatkan semikonduktor buatan lokal—telah muncul sebagai pusat perakitan utama, sementara negara-negara tetangga termasuk Singapura, bersaing untuk mendapatkan investasi cip multinasional.
Dengan posisi tersebut Kuala Lumpur telah menerapkan kebijakan untuk meningkatkan daya tariknya, termasuk insentif US$5,6 miliar dan mendirikan pusat desain cip di dekat ibu kota.
Kuala Lumpur juga berusaha menarik lebih banyak investasi dalam produksi, manufaktur front-end, yang dianggap sebagai bagian paling berharga dalam proses pembuatan chip, dari perusahaan seperti Infineon dan lainnya untuk meningkatkan kemampuannya.
(bbn)
