Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN) tengah mengkaji upaya dekarbonisasi pada penghiliran atau hilirisasi nikel.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN, Vivi Yulaswati mengatakan, salah satu opsi yang tengah dikaji adalah pengetatan penggunaan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara untuk smelter nikel.
“Kami bersama World Resources Institute sedang melakukan kajian dekarbonisasi hilirisasi nikel. Tentunya akan ada banyak upaya mengurangi emisi yang bisa dilakukan dari hulu ke hilir. Studi akan selesai sekitar April tahun depan,” ujar Vivi kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (8/8/2024).
Selain itu, Vivi mengatakan terdapat beberapa opsi yang tengah dikaji untuk energi alternatif yang bakal digunakan sebagai pengganti batu bara untuk smelter nikel tersebut.
“Ada beberapa opsi, salah satunya pemanfaatan teknologi yang lebih circular dalam mengolah nikel,” ujar dia.
Namun, Vivi menggarisbawahi studi tersebut tidak serta-merta bakal ditetapkan menjadi kebijakan karena membutuhkan beberapa tahapan tertentu.
Sementara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan rencana pengalihan penggunaan energi batu bara menjadi gas pada smelter di Sulawesi dilakukan sebagai upaya untuk dekarbonisasi hilirisasi mineral.
Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan listrik yang diproduksi dari gas mengeluarkan emisi yang lebih sedikit dibandingkan dari PLTU batu bara.
Namun, Dadan mengatakan Kementerian ESDM perlu melakukan kajian yang lebih detail untuk menetapkan jumlah dan kapasitas batu bara yang bakal dialihkan dengan gas.
“Ini sebagai upaya dekarbonisasi untuk hilirisasi mineral yang banyak dibangun di Sulawesi. Saat ini ada beberapa temuan lapangan gas di wilayah Selat Makassar yang potensial untuk gas nya nanti dimanfaatkan untuk pembangkit listrik,” ujar Dadan kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (8/8/2024).
(dov/frg)