Logo Bloomberg Technoz

Sedangkan saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) yang jatuh 16,8%, PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) ambruk 14,4%, dan PT Fuji Finance Indonesia Tbk (FUJI) anjlok 12,8%.

Di sisi berseberangan dengan IHSG, Indeks saham utama Asia lainnya menguat. Hang Seng (Hong Kong), SETI (Thailand), PSEI (Filipina), Straits Times (Singapura), CSI 300 (China), Shanghai Composite (China), Shenzhen Comp. (China), dan juga KLCI (Malaysia), yang menguat dengan kenaikan masing-masing 0,58%, 0,43%, 0,38%, 0,37%, 0,19%, 0,15%, 0,11%, dan 0,02%.

Sementara itu, KOSPI (Korea Selatan), TOPIX (Jepang), SENSEX (India), Nikkei 225 (Tokyo), dan IHSG (Indonesia), terpangkas masing-masing, 0,69%, 0,56%, 0,41%, 0,29%, dan 0,09%.

Dominasi hijaunya Bursa Asia siang ini efek positif dari tekanan di pasar regional yang sudah mereda, langkah dan sikap Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) yang terlihat menepiskan rencana kenaikan suku bunga acuan jadi sentimen, juga membangkitkan lagi reputasi yen sebagai aset carry trade paling menguntungkan dalam 25 tahun.

Gerak Index Nikkei 225 di Kamis 8 Agustus (Bloomberg)

Sikap BoJ yang berbalik arah menjadi dovish menjadi tanda 'Kemenangan' para investor, dan pelaku pasar saham global yang telah mengirim pesan kuat kepada otoritas moneter.

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, index saham di Asia mencatatkan kenaikan yang cukup terbatas di tengah masih rapuhnya sentimen pasar akibat prospek perlambatan ekonomi global.

“Kenaikan Nikkei 225 didorong oleh komentar dari Deputi Gubernur Bank Sentral Jepang Shinichi Uchida yang mengatakan bahwa BOJ tidak akan menaikkan suku bunga ketika pasar berada dalam kondisi tidak stabil. Komentar ini memicu optimisme bahwa suku bunga di Jepang tidak akan naik setajam yang sebelumnya diramalkan oleh BOJ,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas, mencermati kenaikan saham Jepang.

Pernyataan Deputi Gubernur BOJ keluar setelah pertemuan dengan tiga pemangku kepentingan di Jepang yaitu Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan pada Selasa kemarin, pasca kejatuhan Nikkei dan Topix ke level rekor.

Semua demi yen agar tidak lanjut menguat. Juga agar biaya pinjaman dalam yen yang disukai para pemodal global karena bunganya sangat rendah, terjaga di level kecil sehingga tetap menguntungkan. Carry trade bisa kembali dan investor dapat kembali memburu saham.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, beberapa analis menilai, pernyataan Dovish Uchida itu bisa memberi stabilitas pada pasar saham saat ini.

(fad)

No more pages