Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah terbatas, setelah pagi tadi sempat menguat di awal perdagangan. Gerak IHSG berseberangan dengan dominasi menghijau yang terjadi di Bursa Asia sepanjang hari, sejalan dengan tekanan di pasar yang reda.

Pada penutupan perdagangan Sesi I di Kamis (8/8/2024), IHSG di posisi 7.205,83. Melemah tipis 0,09% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.

Penutupan IHSG Sesi I pada Kamis 8 Agustus 2024 (Bloomberg)

Total transaksi setengah hari perdagangan mencapai Rp4,71 triliun, dari sejumlah 7,54 miliar saham yang ditransaksikan sepanjang perdagangan. Dengan frekuensi mencapai 562 ribu kali.

Pergerakan saham-saham barang baku, saham energi, dan saham infrastruktur menjadi pemberat laju IHSG dengan melemah mencapai 1,04%, 0,69% dan 0,46%.

Di samping itu, ada saham-saham yang menguat dan menjadi top gainers di antaranya PT Global Sukses Digital Tbk (DOSS) yang melesat 34%, PT Esta Indonesia Tbk (NEST) melonjak 30%, dan PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMAS) melejit 28,8%.

Sedangkan saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) yang jatuh 16,8%, PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA) ambruk 14,4%, dan PT Fuji Finance Indonesia Tbk (FUJI) anjlok 12,8%.

Di sisi berseberangan dengan IHSG, Indeks saham utama Asia lainnya menguat. Hang Seng (Hong Kong), SETI (Thailand), PSEI (Filipina), Straits Times (Singapura), CSI 300 (China), Shanghai Composite (China), Shenzhen Comp. (China), dan juga KLCI (Malaysia), yang menguat dengan kenaikan masing-masing 0,58%, 0,43%, 0,38%, 0,37%, 0,19%, 0,15%, 0,11%, dan 0,02%.

Sementara itu, KOSPI (Korea Selatan), TOPIX (Jepang), SENSEX (India), Nikkei 225 (Tokyo), dan IHSG (Indonesia), terpangkas masing-masing, 0,69%, 0,56%, 0,41%, 0,29%, dan 0,09%.

Dominasi hijaunya Bursa Asia siang ini efek positif dari tekanan di pasar regional yang sudah mereda, langkah dan sikap Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) yang terlihat menepiskan rencana kenaikan suku bunga acuan jadi sentimen, juga membangkitkan lagi reputasi yen sebagai aset carry trade paling menguntungkan dalam 25 tahun.

Gerak Index Nikkei 225 di Kamis 8 Agustus (Bloomberg)

Sikap BoJ yang berbalik arah menjadi dovish menjadi tanda 'Kemenangan' para investor, dan pelaku pasar saham global yang telah mengirim pesan kuat kepada otoritas moneter.

Tim Research Phillip Sekuritas memaparkan, index saham di Asia mencatatkan kenaikan yang cukup terbatas di tengah masih rapuhnya sentimen pasar akibat prospek perlambatan ekonomi global.

“Kenaikan Nikkei 225 didorong oleh komentar dari Deputi Gubernur Bank Sentral Jepang Shinichi Uchida yang mengatakan bahwa BOJ tidak akan menaikkan suku bunga ketika pasar berada dalam kondisi tidak stabil. Komentar ini memicu optimisme bahwa suku bunga di Jepang tidak akan naik setajam yang sebelumnya diramalkan oleh BOJ,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas, mencermati kenaikan saham Jepang.

Pernyataan Deputi Gubernur BOJ keluar setelah pertemuan dengan tiga pemangku kepentingan di Jepang yaitu Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan pada Selasa kemarin, pasca kejatuhan Nikkei dan Topix ke level rekor.

Semua demi yen agar tidak lanjut menguat. Juga agar biaya pinjaman dalam yen yang disukai para pemodal global karena bunganya sangat rendah, terjaga di level kecil sehingga tetap menguntungkan. Carry trade bisa kembali dan investor dapat kembali memburu saham.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, beberapa analis menilai, pernyataan Dovish Uchida itu bisa memberi stabilitas pada pasar saham saat ini.

(fad)

No more pages