"Sekarang kita lihat juga adanya smartphone features yang dikatakan mungkin juga sudah terjadi selama beberapa tahun terakhir, tapi ada juga contohnya lebih ke sustainability, misalnya ada solar panel, atau mungkin solar water heaters."
"Kemudian ada juga electric vehicle [kendaraan listrik] charging, kita lihat di sini juga sudah mulai banyak dan dibutuhkan infrastruktur untuk mendukung. Jadi beberapa pengembang juga mungkin sudah bekerja sama untuk menyediakan electric vehicle charging ini," tuturnya.
Selain itu, kehadiran bisnis ritel populer dan fasilitas publik juga menjadi daya tarik tambahan bagi pembeli. Di samping itu, Yunus melaporkan bahwa pengembang asing masih akan tetap melihat peluang di pasar perumahan tapak di Indonesia dibandingkan sektor lain.
Restorasi pasar yang baik dan potensi kolaborasi dengan pengembang lokal menjadi alasan utama ketertarikan mereka.
Sebagai catatan, dalam laporannya JLL Indonesia mencatat sepanjang semester I-2024 peluncuran baru rumah tapak berada di kisaran 6.000 unit, dengan total permintaan kurang lebih 6.800 unit, dan di tingkat penjualan lebih kurang 88%.
(prc/roy)
