Logo Bloomberg Technoz

'Lempar Handuk' BoJ Pasca Kejatuhan Pasar, Untungkan Saham RI

Ruisa Khoiriyah
08 August 2024 11:30

Karyawan menempatkan uang kertas 10.000 yen Jepang di mesin penghitung mata uang di cabang Resona Bank Ltd. di Tokyo, Jepang. (Kiyoshi Ota/Bloomberg)
Karyawan menempatkan uang kertas 10.000 yen Jepang di mesin penghitung mata uang di cabang Resona Bank Ltd. di Tokyo, Jepang. (Kiyoshi Ota/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Langkah Bank of Japan yang akhirnya menyerah pada tekanan pasar saham pada awal pekan ini, dengan menepiskan rencana kenaikan bunga acuan, membangkitkan lagi pamor yen sebagai aset carry trade paling menguntungkan dalam 25 tahun terakhir.

Kebangkitan lagi carry trade akan memberi keuntungan bagi pasar saham domestik karena pemodal global akan kembali berburu aset dengan imbal hasil tinggi, tak terkecuali di pasar modal Indonesia.

Yen kemarin ditutup melemah 1,62% pasca pernyataan dovish BoJ setelah pada Juli menguat 11% dan membuat pelaku pasar saham global 'blingsatan'. Sikap BoJ yang berbalik arah menjadi dovish menjadi tanda 'kemenangan' para pelaku pasar saham global yang telah mengirim pesan kuat pada otoritas moneter agar jangan coba-coba mengerek bunga acuan lagi.

Yen yang kuat tidak disukai pemodal karena bisa memperbesar kerugian para pedagang pasar keuangan yang berburu cuan memanfaatkan selisih.

Meski pagi ini yen kembali merambat naik akibat sentimen rilis Ringkasan Opini BoJ dalam rapat 31 Juli yang memutuskan kenaikan bunga ke 0,25%. Dalam ringkasan rapat itu, terungkap ada satu anggota bank sentral yang menilai kenaikan bunga acuan dalam angka kecil tidak akan memberikan efek pengetatan. Serta disebutkan bahwa suku bunga netral disebut sepertinya berada di sekitar 1%.