Logo Bloomberg Technoz

Dibelit Utang, Dua Unit Bisnis Jiangsu Delong Catat Ekspor Rp27 T

Dovana Hasiana
08 August 2024 10:10

Kondisi pengamanan pascabentrok di pabrik peleburan nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) pada Senin (16/1/2023). Pabrik ini dikelola Jiangsu Delong Nickel Industry Ltd di Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sumber: Humas Polda Sulteng)
Kondisi pengamanan pascabentrok di pabrik peleburan nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) pada Senin (16/1/2023). Pabrik ini dikelola Jiangsu Delong Nickel Industry Ltd di Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sumber: Humas Polda Sulteng)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Perindustrian mengatakan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), selaku unit bisnis dari Jiangsu Delong Nickel Industry Co yang tengah menghadapi permintaan restrukturisasi utang, tetap memainkan peran penting dalam sektor penghiliran atau hilirisasi nikel di Indonesia.

Plt Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menjelaskan, berdasarkan data Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) 2023, kedua perusahaan tersebut telah melakukan ekspor hasil produksinya, yang mencakup 654 ribu ton FeNi dengan nilai sekitar Rp10,7 triliun dan 1,32 juta ton NPI dengan nilai sekitar Rp27,7 triliun. 

“Ini menandakan bahwa produk hilir yang dihasilkan memiliki permintaan yang kuat di pasar internasional, berkontribusi signifikan terhadap penerimaan ekspor Indonesia,” ujar Putu kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (8/8/2024).

Adapun, PT VDNI memiliki kapasitas produksi feronikel (FeNi) sebesar 1 juta ton per tahun, dengan konsumsi bijih nikel saprolit dalam negeri mencapai 7 juta ton pada 2023. 

Sementara itu, PT GNI memiliki kapasitas produksi Nickel Pig Iron (NPI) dengan kadar nikel 10,5-11,5%, mencapai 1,9 juta ton, dengan konsumsi bijih nikel saprolit hingga 16 juta ton pada 2023.