Namun, kedepannya ia melihat masih terdapat tantangan untuk mengakselerasi pertumbuhan sektor ekonomi yang belum maksimal, seperti sektor Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM).
“Salah satunya seperti sektor UMKM, kemudian ada juga sektor yang menyerap tenaga kerja yang besar. Nah itu tentu perlu menjadi perhatian ke depannya,” pungkasnya.
Sebagai informasi, beberapa ekonom mulai mengeluarkan kewaspadaan terhadap potensi resesi di AS. Ekonom Goldman Sachs Group meningkatkan kemungkinan resesi AS tahun depan menjadi 25% dari sebelumnya 15%.
Namun, mereka mengatakan ada beberapa alasan untuk tidak terlalu khawatir tentang penurunan ekonomi bahkan setelah tingkat pengangguran naik.
"Kami terus melihat risiko resesi terbatas," kata ekonom Goldman yang dipimpin oleh Jan Hatzius dalam sebuah laporan kepada klien pada Minggu (04/08/2024).
Kekhawatiran akan hard landing AS menjadi penyebab pelaku pasar memasang mode risk off, jauh-jauh dari aset berisiko. Data ekonomi di Negeri Paman Sam menunjukkan pemburukan sehingga menimbulkan kecemasan akan resesi.
(azr/lav)