Logo Bloomberg Technoz

Aksi ini dilakukan ketika founder, Masayoshi Son, mengindikasikan bahwa ia memobilisasi sumber daya untuk mendorong investasi skala besar ke dalam AI.

Keputusan investasi AI bertepatan dengan koreksi di pasar karena investor mengevaluasi kembali dampak potensial AI terhadap pendapatan.

Saham SoftBank anjlok pada hari Senin, yang merupakan penurunan terbesar sejak tahun 1998. Saham kemudian berhasil menutup sebagian besar kerugiannya pada hari Selasa dan Rabu, tetapi nilai pasar SoftBank masih turun lebih dari US$40 miliar dari rekor tertinggi yang dicapai pada bulan Juli.

“Son memiliki sejarah buyback saham dalam jumlah besar ketika harga saham turun. Seperti biasa, ‘setan’ ada di dalam detailnya, tetapi ini adalah hal yang positif bahwa ia bersedia mengeluarkan begitu banyak uang untuk buyback,” kata Andrew Jackson, kepala strategi ekuitas Jepang di Ortus Advisors Pte di Singapura. 

Son sudah menggunakan buyback saham di masa lalu untuk meningkatkan harga, ketika ia melihatnya sebagai penggunaan uang tunai yang berharga. Selama pandemi Covid ketika saham-saham merosot, SoftBank menghabiskan sekitar ¥4 triliun untuk membeli kembali saham perusahaan.

Buyback  ini dapat mengurangi tekanan untuk melakukan sesuatu terhadap return pemegang saham, menurut Kirk Boodry dari Astris Advisory.

Pergerakan saham SoftBank. (Dok: Bloomberg)

“Pembelian kembali saham senilai ¥500 miliar seharusnya cukup untuk membangkitkan kegembiraan meskipun relatif ringan dibandingkan dengan program-program sebelumnya dan apa yang ingin dilihat oleh para investor aktivis,” katanya.

“Ini adalah ukuran yang dapat dikelola di samping program akselerasi investasi AI.”

SoftBank pada hari yang sama melaporkan kerugian bersih yang lebih kecil yaitu ¥174,28 miliar pada kuartal Juni, dibandingkan dengan kerugian ¥ 477,62 miliar setahun yang lalu.

Pendapatan SoftBank yang solid hadir di unit chip Arm Holdings Plc, membantu melawan kerugian yang terus berlanjut pada aset Vision Fund. 

SoftBank masih dibebani dengan ratusan startup yang merugi dan masih tercatat di pembukuan Vision Fund. Mayoritas portofolio SoftBank  terdiri dari perusahaan-perusahaan baru yang tidak terdaftar, yang berusaha untuk menavigasi lanskap teknologi yang berubah dengan cepat.

Vision Fund merugi sebesar ¥204,3 miliar dari keuntungan sebesar ¥61 miliar, yang disebabkan oleh penurunan harga saham perusahaan-perusahaan portofolio yang tercatat di bursa saham termasuk AutoStore Holdings Ltd. dan Symbotic Inc. Juga terjadi penurunan harga saham di perusahaan-perusahaan startup tidak terdaftar yang diinvestasikan oleh SoftBank.

Chairman dan CEO SoftBank Masayoshi Son (Dok: Bloomberg)

SoftBank yang memiliki saham besar di operator seluler No. 3 di Jepang dan juga perancang chip Arm ini, memiliki uang tunai yang besar untuk digunakan. Pada akhir Juni, perusahaan ini memiliki kas dan setara kas sebesar ¥5,5 triliun.

Kemampuan perusahaan untuk meningkatkan pembiayaan lebih lanjut telah melonjak berkat penawaran umum perdana Arm tahun lalu. 

Pada bagian lain pendapatan perusahaan ditopang dari penjualan saham T-Mobile US Inc kepada Deutsche Telekom AG sebagai bagian dari kesepakatan tahun 2020.

Sebelum gejolak pasar dalam beberapa minggu terakhir, Son mengatakan dia siap untuk mengambil langkah. Miliarder ini sedang menyusun rencana untuk mengerahkan dana sebesar US$100 miliar ke dalam cip terkait AI, Bloomberg melaporkan pada bulan Februari. 

Juli kemarin SoftBank membeli startup semikonduktor Inggris, Graphcore Ltd dengan nilai yang tidak disebutkan. Perusahaan startup yang berbasis di Bristol ini mendesain semikonduktor untuk menjalankan program AI, tetapi kesulitan untuk mendapatkan daya tarik, bahkan ketika saingannya, Nvidia Corp, melesat ke depan.

Son semakin sering bertaruh melalui perusahaan induk SoftBank daripada melalui Vision Fund yang ia dirikan tujuh tahun lalu.

SoftBank. (Dok: Bloomberg)

Selama beberapa kuartal terakhir, Vision Fund telah menjual aset-asetnya sekaligus memperlambat laju investasinya. Sebaliknya, timnya semakin sering memberi saran kepada perusahaan induk tentang target-target potensial.

Sharon Chen dari Bloomberg Intelligence berpendapat bahwa program buyback terbaru SoftBank bisa berdampak pada loan-to-value (LTV) dan berkurangnya ruang berinvestasi.

Diketahui utang bersih perusahaan, tidak termasuk kontrak berjangka yang dibayar dimuka, meningkat sedikit menjadi US$40 miliar pada kuartal pertama fiskal, meskipun harga saham Arm mengarah ke kekuatan hingga Juni dan dapat mengimbangi hal ini. 

“Namun, saham perusahaan cip ini turun sekitar 30% sejak Juli, menghapus US$47 miliar dari nilai portofolio SoftBank,” ucap dia.

(bbn)

No more pages