Logo Bloomberg Technoz

Meski demikian, penguatan rupiah tersebut dinilai akan terbatas akibat risiko dari sisi pembiayaan fiskal Indonesia dan defisit transaksi berjalan yang diprediksi melebar karena efek normalisasi harga komoditas.

Meskipun diprediksi tumbuh diatas 5%, Rangga mengatakan Indonesia perlu mewaspadai dampak dari potensi resesi AS yang saat ini sedang meningkat. Pasalnya, apabila negara itu mengalami resesi maka terdapat keuntungan dan kerugian yang harus dipikul RI.

Ia menjelaskan, apabila AS mengalami resesi maka akan membawa angin segar bagi suku bunga global. Perekonomian yang melambat dapat menyebabkan Bank Sentral AS memangkas suku bunga acuannya, sehingga bisa menyebabkan penguatan nilai tukar rupiah.

“Kalau cut suku bunga lebih banyak, dolar melemah, rupiah menguat, itu positifnya. Jeleknya adalah bahwa kita harus lihat Amerika itu bisa dihitung sendiri porsi sumbangan ke PDB dunia itu masih besar, hampir 20%,” ucapnya.

Dengan begitu, apabila ekonomi AS melambat maka secara langsung akan mengakibatkan perekonomian dunia juga melambat.Rangga menilai Indonesia juga akan terdampak perlambatan ekonomi global, namun efeknya tidak akan separah seperti yang dialami oleh AS.

Terbatasnya dampak rambatan yang dialami Indonesia itu disebabkan porsi konsumsi masyarakat dalam PDB masih sangat besar. Dengan demikian, menjadi bantalan bagi ekonomi Indonesia apabila terjadi gejolak global.

“Tapi pasti akan ada pengaruhnya, karena kita kan masih ekspor ke sana. Belum lagi impact dari harga komoditas. Jadi overall memang mungkin singkatnya ya, kalau Amerika resesi dari sektor finansial mungkin bagus, tapi dari sisi pertumbuhan kita akan kena dampak,” pungkasnya.

(azr/lav)

No more pages