Logo Bloomberg Technoz

Defisit Transaksi Berjalan Diramal Melebar, Tahan Performa Rupiah

Azura Yumna Ramadani Purnama
07 August 2024 15:59

Ilustrasi Perdagangan Ekspor Impor di Pelabuhan. (Dok: Bloomberg)
Ilustrasi Perdagangan Ekspor Impor di Pelabuhan. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Defisit transaksi berjalan Indonesia diproyeksi akan melebar menjadi sekitar 1% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini, akibat efek geopolitik dan normalisasi harga komoditas global.

Pada kuartal I 2024, neraca transaksi berjalan Indonesia mengalami defisit sebesar US$2,2 miliar atau setara dengan 0,6% terhadap PDB.

“Kalau komoditasnya masih lemah current account deficit kita bisa terus melebar dan ini yang bisa membatasi ruang penguatan rupiah, ini kenapa ruang penguatan rupiah tidak begitu signifikan,” ujar Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Rangga Cipta dalam Economic and Market Outlook di Kantornya, Rabu (7/8/2024).

Ia mengatakan, rupiah saat mengalami penguatan masih bergerak secara terbatas seperti yang terjadi baru-baru ini. Kala itu, mata uang negara berkembang mengalami penguatan terhadap dolar AS namun rupiah tercatat paling sedikit penguatannya.

“Kita menduga secara fundamental kurang atraktif, ada potensi pelebaran fiskal dan potensi pelebaran current account deficit. Kedepan faktor-faktor pertumbuhan mengarah ke pelemahan harga komoditas,” ucapnya.