Sebelum pasar bergolak pada awal pekan ini, para pemodal global bergerak memborong obligasi Korea Selatan dengan membukukan pembelian senilai US$387,2 juta atau sekitar Rp6,21 triliun dengan kurs dolar AS saat ini.
Pemodal global juga memborong obligasi India senilai US$230,4 juta atau sekitar Rp3,7 triliun pada 5 Agustus lalu.
Animo pemodal global ke dua pasar emerging itu sepertinya masih akan berlanjut pasca turbulensi besar pada Senin lalu, bukan hanya di obligasi melainkan ke saham. Salah satu pengelola dana global kelas kakap, Goldman Sachs Asset Management melihat peluang menarik di Korea Selatan dan India.
Hiren Dasani, Co-Head of Emerging Markets Equity, mengatakan bahwa ia optimis terhadap saham-saham Korea Selatan dan beberapa saham yang berhubungan dengan kecerdasan buatan di wilayah tersebut. Ia juga menekankan potensi pada perusahaan-perusahaan yang memproduksi perangkat tambahan mobil, bahan kimia, dan peralatan listrik di India.
"Kami masih percaya bahwa tema AI yang lebih luas belum selesai dan berakhir," kata Dasani, yang juga merupakan manajer portofolio utama strategi ekuitas India.
"Penting untuk mengambil langkah mundur selama masa volatilitas pasar dan mengingat bahwa tema-tema ini tidak akan pergi ke mana-mana, dan fundamental akan menang," ujarnya, menolak untuk menyebutkan saham-saham tertentu.
"Dengan koreksi baru-baru ini, valuasi tidak terlihat terlalu mahal, memberikan peluang selektif," kata Dasani, dilansir dari Bloomberg News.
-- berita ini semula berjudul "Investor Asing Jual Surat Utang RI Rp13 Triliun". Perubahan judul dan konteks secara keseluruhan dilakukan menyusul perubahan data transaksi pemodal asing di SBN berdasarkan revisi data terbaru yang disediakan oleh Kementerian Keuangan RI.
(rui/aji)