Logo Bloomberg Technoz

Ia mengingatkan bahwa pasar masih menanti dua faktor penentu arah Bitcoin dalam jangka panjang: kepastian makro ekonomi dan penyelesaian konflik Timur Tengah.

CEO FRNT Financial Stephane Ouellette menerangkan bahwa volatilitas Bitcoin masih akan terjadi dalam jangka pendek efek peristiwa global yang merugikan. Ouellette mengutip krisis geopolitik baru-baru ini yang telah memicu aksi jual yang intens tahun ini serta jatuhnya pandemi pada tahun 2020. 

“Bagi pedagang yang mencari dana tunai cepat semalam, BTC akan menjadi pilihan yang sangat menarik," tulisnya dalam catatan hari Senin, dilansir dari Bloomberg News.

Meski begitu “lingkungan saat ini mendukung tesis inti aset tersebut. Bagi mereka yang percaya bahwa kebijakan moneter telah salah kelola sejak krisis keuangan, ini adalah jenis skenario yang mereka bayangkan saat berinvestasi di BTC.”

Di tengah kehati–hatian pasar, Zach Pandl, kepala penelitian di Grayscale berpandangan bahwa Bitcoin akan menjanjikan bullish dalam rentang jangka panjang. Alasannya adalah ketidakdisiplinan kebijakan moneter dan fiskal saat ini.

Total nilai kapitalisasi pasar Bitcoin kembali angka lebih dari US$1,12 triliun, terungkit sekitar US$50 miliar dibandingkan masa-masa volatilitas pasar Senin saat trader gelisah akan ancaman resesi ekonomi dunia dan fenomena Yen Carry Trade.

Total keseluruhan aset kripto (fully diluted value) di tengah pekan ini berada di posisi US$1,2 triliun, dibandingkan Senin catatan FDV Senin US$1,13 triliun.

(wep)

No more pages