Logo Bloomberg Technoz

Alarm Resesi Amerika Menyala, Taruh Uang Paling Cuan di Mana?

Ruisa Khoiriyah
07 August 2024 14:15

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Salah satu sinyal resesi Amerika Serikat (AS) telah menyala. Tingkat pengangguran di negeri dengan ukuran ekonomi terbesar di dunia itu melompat ke 4,3% bulan lalu dan diprediksi akan semakin naik menyentuh 4,5% akhir tahun ini. 

Lonjakan angka pengangguran itu membuat rata-rata pergerakan tiga bulan tingkat pengangguran di AS melampaui titik terendah dalam 12 bulan sebesar setengah poin persentase dan memicu apa yang dikenal sebagai 'Sahm's rule'. Indikator ini memiliki rekam jejak yang baik dalam memprediksi terjadinya kemerosotan ekonomi.

Alhasil, potensi resesi AS sontak memicu kecemasan pasar modal yang biasanya memang bereaksi lebih awal terhadap perubahan prospek ekonomi. Aksi jual aset-aset berisiko seperti saham dan mata uang kripto, berlangsung masif.

Pada saat yang sama, pemodal juga enggan melirik ke emas ataupun dolar AS yang secara tradisional dinilai sebagai aset safe haven di kala ketidakpastian meningkat menuju resesi, karena pemodal melepas emas untuk menutup kerugian aset ekuitas mereka.

Dalam guncangan pasar yang dikenal sebagai 'Bloody Monday' kemarin, para pemodal terlihat banyak menyerbu obligasi atau surat berharga seperti Treasury, surat utang AS, dan berbagai jenis surat utang lain yang masih memberikan yield cukup baik.