Menurut riset JLL, optimisme terhadap geliat investasi sektor properti perhotelan tahun ini dipicu oleh mulai pulihnya kunjugan wisatawan mancanegara (wisman), khususnya di wilayah-wilayah basis industri hotel seperti Jakarta dan Bali.
Dalam dua bulan pertama 2023, lebih dari 243.000 wisatawan internasional tercatat mengunjungi Jakarta. Jumlah tersebut naik delapan kali lipat dari periode yang sama tahun lalu dan mencakup 65% dari capaian periode yang sama 2019 atau sebelum pandemi.
“Namun, permintaan hotel di Jakarta tetap dipimpin oleh wisatawan domestik,” kata Julien Naouri Senior Vice President, Investment Sales Asia, JLL Hotels & Hospitality Group dalam media briefing, Rabu (12/4/2023).
Dari segi klasemen, hotel-hotel mewah di Jakarta terus mencatat pemulihan dalam hal pendapatan per ketersediaan kamar atau revenue per available room (RevPAR), didorong oleh rerata tarif harian atau average daily rate (ADR) yang lebih tinggi dan meningkatnya okupansi kamar oleh wisman di Ibu Kota.
“Memang, okupansi pada Februari 2023 melebihi Februari dari tahun-tahun sebelum Covid. Ini mengarah pada RevPAR yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Februari 2019,” ujarnya.
Sekadar catatan, Jakarta tercatat memiliki 58.150 kamar hotel yang ada pada kuartal I-2023. Hanya ada satu hotel baru yang dibuka, yaitu Citihub Hotel @ Kelapa Gading dengan 45 kunci kamar. Tambahan sebanyak 1.802 kamar diharapkan memasuki pasar Jakarta pada 2025 dengan kedatangan jenama-jenama seperti Indigo, Pan Pacific, Movenpick dan Parkroyal.
Di Bali, sementara itu, sebanyak 655.535 turis asing tercatat mengunjungi Pulau Dewata pada Januari–Februari 2023, atau setara dengan 73% realisasi kunjungan pada periode yang sama 2019 alias sebelum pandemi.
“Dengan terus tumbuhnya pengunjung internasional selama 2022 dan peningkatan dari airlift, Bali diperkirakan akan menyambut 4,5 juta wisatawan asing pada 2023, meningkat dari perkiraan awal 4 juta. Pembukaan kembali perbatasan China Daratan seharusnya menguntungkan Bali sepanjang tahun, karena China mewakili salah satu pasar sumber utama,” papar Naouri.
Kendati tingkat okupansi hotel di Bali lebih rendah secara tahunan pada Februuari 2023, RevPAR hotel mewah sepanjang tahun berjalan tercatat 8% lebih tinggi dibandigkan dengan realisasi okupansi sebelum pandemi, didorong oleh kenaikan ADR yang signifikan.
Per kuartal I-2023, Bali tercatat memiliki 45.621 kamar hotel yang ada. Hanya satu hotel baru yang dibuka di tiga bulan pertama tahun ini, yaitu 82-key Homm Saranam Bali.
(wdh/roy)