Logo Bloomberg Technoz

“Mereka ada kemungkinan atau kesempatan mau berinvestasi, tetapi belum fix [pasti] ya,” ujarnya. 

Selain itu, Meidy mengatakan proses investasi dari investor non-China sangat panjang, di mana mereka akan mencari informasi dengan detail ihwal jumlah cadangan, biaya produksi, fasilitas negara, insentif dan sebagainya. 

Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) memproyeksikan BHP Group Ltd bakal melakukan investasi di bidang eksplorasi nikel, terutama di kawasan ladang hijau atau greenfield, bila memang korporasi tambang terbesar di dunia itu benar-benar jadi berinvestasi di Indonesia.

Ketua Perhapi Rizal Kasli mengatakan biaya investasi eksplorasi di wilayah greenfield sangat bervariasi, tetapi diproyeksikan mencapai minimal US$100 juta hingga US$200 juta (atau Rp1,62 triliun hingga Rp3,25 triliun dengan asumsi kurs saat ini).

“Kemungkinan kalau BHP masuk untuk berinvestasi di nikel, mereka akan masuk di tahap eksplorasi terutama greenfield area. Dengan demikian, mereka dapat mengembangkan potensi nikel dari tahap eksplorasi hingga tahap operasi produksi menuju green dan sustainable mining,” ujar Rizal kepada Bloomberg Technoz, Rabu (31/7/2024). 

Dalam kaitan itu, Rizal menggarisbawahi BHP merupakan raksasa tambang global yang sangat memperhatikan aspek environmental, social and governance (ESG), sehingga bakal berhati-hati untuk masuk ke Indonesia dengan memperhatikan kepatuhan pada faktor ESG.

Dengan demikian, menurut Rizal, kecil kemungkinan BHP bakal berinvestasi pada tambang nikel yang sudah ada atau eksisting. Terlebih, saat ini komoditas nikel yang memiliki sumber daya dan cadangan kelas dunia sudah dimiliki oleh beberapa perusahaan besar dunia, terutama dari China.

(dov/ain)

No more pages