Emas dan dolar AS memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Harga emas biasanya turun saat dolar AS terapresiasi.
Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Saat mata uang Negeri Adikuasa menguat, maka emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun mengikuti.
“Harga emas juga masih merasakan dampak dari kepanikan pasar yang terjadi awal pekan ini. Emas mengalami tekanan jual karena investor perlu menutup kerugian yang dialami di aset-aset lain,” sebut laporan Commerzbank AG, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas berada di zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 47,17. RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Akan tetapi, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 4,65. Jauh di bawah 20 yang berarti sangat jenuh jual (oversold).
Oleh karena itu, harga emas berpeluang bangkit. Cermati pivot point di US$ 2.395/troy ons. Jika tertembus, maka target resisten US$ 2.405-2.413/troy ons akan terkonfirmasi.
Sementara target support terdekat adalah US$ 2.371/troy ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas turun lagi menuju US$ 2.366/troy ons.
(aji)