Logo Bloomberg Technoz

Oleh karena itu, Morawiecki mengungkapkan Polandia akan membuat koalisi yang lebih kecil dengan negara-negara yang mau mengirim tank.

Sementara Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius menyebut Ukraina butuh tank untuk merebut kembali wilayah yang jatuh ke tangan Rusia. 

“Sudah jelas bahwa tank sangat dibutuhkan di Donbas dan Luhansk. Namun kami akan melihat bagaimana caranya ini bisa terwujud,” katanya kepada ARD.

Amerika Serikat (AS) disebut sudah bersedia mengirim tank Abrams ke Ukraina. Langkah ini diharapkan bisa membuat Jerman berkenan melakukan hal serupa.

“Jerman tidak akan mengirimkan satu tank pun jika kami tidak mengirimkan Abrams. Jika kami mengumumkannya ke publik, maka akan banyak tank Leopard yang dikirim. Saat ini ada 10 negara yang menunggu izin dari Jerman,” ungkap Michael McCaul, Anggota Senat dari Texas.

Dengan pengiriman lebih banyak persenjataan dari Sekutu, Rusia diperkirakan bakal menghadapi perang yang sulit dan panjang. Demikian diungkapkan Dmitry Medvedev, Deputi Kepala Dewan Keamanan Rusia.

“Musuh akan menggempur atau bahkan menghancurkan kami. Mereka punya senjata yang cukup, bahkan membuat yang baru jika diperlukan,” tulisnya di pesan Telegram.

Boris Johnson, mantan Perdana Inggris, mengunjungi Kyiv untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Johnson juga mendatangi Kota Bucha.

“Satu-satunya cara untuk mengakhiri perang adalah dengan kemenangan Ukraina, secepat mungkin. Berikanlah mereka segala kebutuhan untuk melakukan tugas tersebut,” tegas Johnson.

Sementara Italia telah menyepakati lima paket bantuan kepada Ukraina senilai EUR 1 miliar, ungkap Wakil Perdana Menteri Antonio Tajani kepada Corriere della Serra. Salah satunya adalah sistem pertahanan udara SAMP-T.

Berdasarkan kurs tengah transaksi Bank Indonesia (BI) 29 Januari 2023, EUR 1 setara Rp 16.338,68. Jadi EUR 1 miliar sama dengan Rp 16,34 triliun.

“Kita harus melakukan apa yang bisa dilakukan untuk membantu Ukraina demi kemerdekaannya. Konsekuensi konflik ini, terutama dalam hal keamanan energi dan pangan, sangat besar,” tegas Tajani.

(aji)

No more pages