Logo Bloomberg Technoz

ESDM: RI Butuh Rp226,2 T untuk Melistriki Smelter di Sulawesi

Dovana Hasiana
06 August 2024 19:40

Smelter di Indonesia Morowali Industrial Park, dioperasikan oleh Nickel Mines Ltd., di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah./Bloomberg-Dimas Ardian
Smelter di Indonesia Morowali Industrial Park, dioperasikan oleh Nickel Mines Ltd., di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemerintah membutuhkan investasi senilai US$14 miliar (atau setara Rp226,2 triliun asumsi kurs saat ini) untuk memenuhi kebutuhan listrik smelter Sulawesi hingga 2030.

Investasi tersebut meliputi US$10,7 miliar untuk pembangkit, US$2,3 miliar untuk transmisi, dan US$1 miliar gardu induk.

Sekadar catatan, kebutuhan listrik terbesar di Sulawesi adalah untuk kebutuhan listrik smelter hingga 2030 yang mencapai 11.139 megawatt (MW), dengan perincian 1.000 MW pada 2024, 2.763 MW pada 2027, dan 7.376 MW pada 2030. 

"Kebutuhan untuk pabrik pemurnian [smelter] saat ini mencapai 20 gigawatt [GW] dan dipenuhi melalui pembangkit listrik tenaga uap [PLTU]. Nah kita akan mengupayakan penyediaan energi bersih untuk ini dan juga sebagai bagian dari transisi energi," ujar Arifin dalam siaran pers, dikutip Selasa (6/8/2024).

Menurut Arifin, smelter merupakan industri yang membutuhkan energi besar. Bahkan, di Sulawesi sendiri, suatu area smelter yang hanya 4.500 hektare membutuhkan energi listrik hampir mencapai 7 GW.