Logo Bloomberg Technoz

Dorong Calon Tunggal, KIM Plus Dinilai Rusak Pemilu Lokal

Mis Fransiska Dewi
06 August 2024 18:00

Para Ketum KIM menumumkan Bacawapres Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Minggu (22/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Para Ketum KIM menumumkan Bacawapres Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Minggu (22/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pengamat mengkritik langkah politik Koalisi Indonesia Maju - pengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pemilu 2024, yang berupaya membentuk koalisi gemuk pada sejumlah Pilkada. Koalisi yang berisi banyak partai politik tersebut cenderung akan menciptakan Pilkada dengan hanya satu pasangan calon atau calon tunggal.

KIM bisa menggandeng semua partai politik di luar koalisinya; atau menyisakan beberapa partai politik yang secara hitungan tak akan menembus ambang batas pencalonan atau sekitar 20% kursi di parlemen daerah.

Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting, Aditya Perdana menilai, langkah politik KIM menjadi kemunduran demokrasi dan berpotensi merusak pemilu lokal. Hal ini merujuk pada potensi para pemilih dipaksa untuk hanya mendukung satu calon yang ada.

“Mengunci di banyak tempat, di banyak titik, mereka [KIM plus] akan bersepakat untuk itu. Untuk hanya mencalonkan satu paslon yang berkoalisi besar. Dan meninggalkan satu, dua partai yang kemungkinan akan kesulitan untuk mengajukan calon,” kata Aditya saat dihubungi, Selasa (6/8/2024). 

Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia itu meminta elite politik jangan menganggap remeh persoalan calon tunggal vs kotak suara kosong. Menurut dia, masyarakat bisa saja marah dan tidak menutup kemungkinan kotak suara kosong yang akan menang.