IHSG makin terperosok ke zona merah, dengan tekanan jual yang makin deras sampai dengan terlemahnya menyentuh 7.009. Sentimennya, kekhawatiran akan hard landing di Amerika Serikat, negara ekonomi terbesar di dunia, menjadi penyebab pelaku pasar memasang mode Risk-Off, menjauhi aset-aset berisiko.
Data ekonomi di Negeri Paman Sam menunjukkan pemburukan sehingga menimbulkan kecemasan akan terjadinya resesi.
Hanya ada 56 saham yang menguat. Sedangkan sebanyak 586 saham melemah, termasuk saham grup Barito Pacific.
Terutama saham Prajogo Pangestu, saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) yang ambles mencapai 10,45% di Senin kemarin, dalam satu hari perdagangan. Kemudian saham Barito Renewables Energy (BREN) yang anjlok 8,14%.
Anjloknya harga saham yang berpengaruh ke jumlah kekayaan Prajogo juga datang dari saham Chandra Asri Pacific (TPIA) yang terjungkal mencapai 6,93%. Begitu juga dengan saham Barito Pacific (BRPT) jatuh 6,88% point-to-point.
Prajogo Pangestu bukan satu-satunya miliarder, sekaligus konglomerat di Indonesia yang mengalami penurunan kekayaan imbas perdagangan 'Senin Berdarah' tersebut.
Low Tuck Kwong dengan saham Bayan Resources (BYAN), Budi Hartono dan Michael Hartono dengan saham Bank Central Asia (BBCA).
Termasuk juga Anthoni Salim dengan Amman Mineral Internasional (AMMN), dan Indofood Sukses Makmur (INDF), serta Sri Prakash Lohia dengan Indo-Rama Synthetics (INDR), yang kehilangan kekayaan bersih mencapai triliunan rupiah.
Berikut daftar 6 orang terkaya di Indonesia berdasarkan data Bloomberg Billionaires (Rich) Index per 6 Agustus 2024 dengan kehilangan harta terbanyak dalam semalam.
- Prajogo Pangestu - Kehilangan Rp35,61 triliun
- Budi Hartono - Kehilangan Rp11,99 triliun
- Michael Hartono - Kehilangan Rp11,53 triliun
- Sri Prakash Lohia - Kehilangan Rp10,12 triliun
- Low Tuck Kwong - Kehilangan Rp3,85 triliun
- Anthoni Salim - Kehilangan Rp3,27 triliun
(fad)