Logo Bloomberg Technoz

Dalam risalah rapat itu juga terlihat komentar terkait perkembangan terakhir sektor perbankan yang mungkin memicu kondisi kredit yang lebih ketat bagi rumah tangga dan bisnis, dan membebani laju aktivitas ekonomi, rekrutmen tenaga kerja dan inflasi, kendati pejabat Fed juga setuju bahwa dampak lebih lanjut dari hal itu masih belum pasti.

“Dengan latar belakang tersebut, peserta rapat melanjutkan perhatian lebih besar pada risiko inflasi”

Inflasi Amerika pada Maret menunjukkan sinyal melandai akan tetapi sepertinya itu belum akan cukup menahan Fed dari keputusan menaikkan bunga acuan lagi pada Mei nanti.

Para ekonom melihat, peluang paling besar adalah kenaikan sebesar 25 bps lalu selanjutnya akan diikuti jeda (pause). Namun, melihat bahasa dan gestur dalam risalah rapat, beberapa komentar dari pejabat Fed, ditambah masih tingginya ketidakpastian dampak dari pengetatan kredit terhadap perekonomian, kelanjutan arah bunga acuan sepertinya belum dapat dipastikan.

Dalam prediksi kuartalan yang dirilis berbarengan keputusan kenaikan bunga pada Maret lalu, kebanyakan pejabat Fed memproyeksikan bunga acuan Fed akan mencapai 5,1% tahun ini, menunjukkan akan ada satu lagi kenaikan sebesar 25 bps pada Mei, sebelum ada jeda.

John Williams, Presiden Fed New York dan Vice Chair FOMC, menyatakan pada Selasa kemarin bahwa kenaikan bunga sekali lagi menjadi awal mula yang masuk akal untuk pembicaraan FOMC awal Mei nanti.

Dia juga menyatakan keyakinannya bahwa situasi terburuk tekanan sektor perbankan mungkin sudah lewat dan belum ada sinyal baru bahwa akan terjadi krisis kredit yang lebih luas. Beberapa pembuat kebijakan juga menyarankan bahwa kebijakan injak rem dalam penyaluran kredit bisa menahan pertumbuhan ekonomi dan menjinakkan inflasi, kendati efek dari langkah itu juga masih belum pasti.

“Sepertinya Fed masih akan menaikkan bunga pada Mei dan memanfaatkan perlambatan ekonomi,” kata Derek Tang, ekonom LH Meyer/Monetary Policy Analytics di Washington.

Penurunan laju kredit dalam sejarahnya merupakan hal yang kacau dan tak dapat diprediksi, dan Tang pun memperingatkan bahwa mengandalkan krisis kredit untuk menaklukkan inflasi adalah langkah berisiko. 

Pasar futures merespon risalah rapat Fed itu dengan bertaruh bahwa bank sentral paling berpengaruh di dunia tersebut akan berbalik arah alias pivot dan mulai memangkas bunga acuan pada paruh kedua tahun ini.

Presiden Fed San Francisco Mary Daly yang tidak ikut voting tapi masih dilihat sebagai sekutu kunci Jerome Powell, Ketua Fed, menyatakan dalam sebuah pidato pada Rabu, bahwa inflasi mungkin akan melandai dengan sendirinya tanpa kenaikan bunga acuan lebih lanjut. Pernyatan itu muncul menyusul komentar dari Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee, yang ikut voting tahun ini dan yang mengingatkan pentingnya kehati-hatian dan kesabaran dalam menentukan kebijakan.

Pembuat kebijakan menekankan pentingnya fleksibilitas dan keterbukaan terhadap opsi-opsi, menyusul tingginya ketidakpastian seputar dampak dari tekanan sektor perbankan belakangan ini, demikian ditulis dalam risalah rapat.

(bbn)

No more pages