Logo Bloomberg Technoz

Dia menjelaskan sekarang saat yang tepat menurunkan suku bunga karena sudah terjadi normalisasi yield obligasi pemerintah AS, tidak seperti empat resesi terakhir di mana yield obligasi bertenor pendek lebih tinggi ketimbang obligasi bertenor panjang.

"The Fed menunggu terlalu lama untuk mengambil tindakan," kata Harvey. 

Harga obligasi pun stabil di hari perdagangan Senin (5/8/2024), dan obligasi jangka pendek ditutup dengan kenaikan imbal hasil, sehingga kurva pun kembali terbalik karena imbal hasil obligasi jangka panjang turun sedikit. 

Seminggu terakhir kemarin, imbal hasil obligasi dua tahun turun lebih dari 70 basis poin ke titik terendah 3,65% pada Senin, dibanding titik tertinggi tahun ini sebesar 5,04% yang dicapai akhir April lalu. Sementara imbal hasil obligasi 10 tahun turun ke 3,67%. 

Selain kejadian itu, para trader  swap juga memperkirakan suku bunga setidaknya akan dipangkas sebesar 1,25% pada 2024, dengan probabilitas sebesar 16% bahwa the fed akan melakukan pemangkasan suku bunga darurat dua hari sebelum pertemuan FOMC pada 18 September mendatang. 

Pada Juli lalu, para trader membuat sebuah taruhan yang sepertinya untuk jangka panjang soal pemangkasan suku bunga the fed yang besar, kini tampaknya mereka akan meraup untung besar. 

Pergerakan pasar yang ekstrem pada Senin ini berkurang setelah data memperlihatkan sektor jasa di AS di Juli, membantu meredakan kecemasan baru tentang perlambatan ekonomi. 

Namun, sentimen masih tetap tidak menentu setelah data yang dirilis Jumat (2/8/2024) memperlihatkan angka pengangguran naik yang menyebabkan rata-rata pergerakan tiga bulanan melampaui titik terendah dalam 12 bulan sebesar setengah poin persentase. Berdasarkan aturan Hukum Sahm--yang dibuat oleh ekonom The Fed Claudia Sahm--itu berarti resesi sedang terjadi.

Harga obligasi AS naik setelah laporan ketenagakerjaan yang membuatnya menjadi salah satu reli pasar obligasi terbesar sejak Maret 2023 ketika kekhawatiran akan krisis perbankan muncul. Pelaku pasar beranggapan bahwa Jerome Powell dan rekan-rekannya di Bank Sentral bertindak lambat dalam menurunkan suku bunga. 

"Bentuk kurva imbal hasil adalah satu dari sejumlah indikator yang membantu mengukur penilaian pasar terhadap risiko resesi," kata Wei Li, kepala strategi investasi global BlackRock. "Perubahan belakangan ini menggambarkan penilaian pasar bahwa The Fed ketinggalan di belakang kurva itu dan akan menurunkan suku bunga secara lebih agresif dalam beberapa tahun ke depan."

Situasi ini memicu perdebatan terkait langkah The Fed berikutnya. Minggu lalu Citigroup Inc dan JPMorgan Chase & Co memperkirakan bank sentral AS ini akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada pertemuan September dan November. 

Namun, harga pasar mengindikasikan ada peningkatan peluang penurunan suku bunga akan dilakukan sebelum pertemuan FOMC September itu. 

Bagi Harvey, yang juga guru besar di Universitas Duke, langkah itu menunjukkan sinyal "keputusasaan--bahwa the fed memandang situasinya jauh lebih buruk dari pasar."

Tekanan pun meningkat saat kondisi finansial AS berada dalam situasi paling ketat sejak Oktober dan normalisasi yang cukup besar di kurva imbal hasil.

Data Bloomberg menunjukkan bahwa imbal hasil dua tahun melebihi obligasi 10 tahun sebanyak 111 basis poin pada Maret 2023, inversi terbesar sejak awal 1980-an. Imbal balik ini mencapai positif 1,5 basis point di awal perdagangan Senin sebelum kurva itu kembali terbalik. 

"Tidak ada masalah jika ada penurunan suku bunga sebelum pertemuan resmi FOMC jika kondisi finansial begitu ketat, sehingga likuiditas pasar terganggu," kata Chris Watling dari Longvies Economics. "Akan ada intervensi dari The Fed."

Sementara itu, Gubenur Bank Sentral Chicago Austan Foolbee menegaskan kembali bahwa tugas bank sentral bukanlan bereaksi terhadap data tenaga kerja yang lemah dan menambahkan bahwa pasar jauh lebih tidak stabil dibanding langkah-langkah The Fed. 

Gejolak di pasar saham global dan penghapusan strategi populer di pasar keuangan--dikenal dengan nama carry trade--juga membuat para investor masuk ke obligasi negara yang relatif aman. Imbal balik utang negara-negara di Asia dan Eropa juga jatuh di saat pasar saham di kawasan itu tak terkendali. 

"The Fed meremehkan kebijakan mereka terlalu ketat dan dampaknya pada konsumen," kata Jerry Cudzil dari TCW. Perubahan ke arah cerukan kurva normal "berarti resesi. Di sini The Fed melakukan kesalahan dana kebijakannya terlalu ketat."

(bbn)

No more pages