Meski demikian, Shinta tetap mengingatkan bahwa stimulus konsumsi pun akan terbatas dalam menciptakan dorongan pertumbuhan ekonomi bila investasi, kinerja ekspor, dan kegiatan ekonomi produktif lainnya yang menyokong terciptanya lapangan kerja dan penghasilan masyarakat tidak meningkat.
"Stimulus pertumbuhan di sisi supply atau penciptaan produktivitas harus didahulukan, atau setidaknya harus dilakukan secara paralel dengan stimulus sisi konsumsi, seperti pada periode pemulihan pandemi pada 2021—2022," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 sebesar 5,05% (year on year/yoy) merupakan capaian yang cukup baik. Menurut dia, kinerja tersebut menandakan terjaganya momentum pertumbuhan ekonomi.
"Seperti diketahui saat ini BPS menyampaikan pertumbuhan di kuartal kedua yang cukup baik, yang masih cukup baik dan memiliki momentum yang harus kami jaga, konsumsi, investasi, ekspor, impor, yang kami akan perhatikan," ujar Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers usai Ratas di Istana Negara, disiarkan melalui Youtube Sekretariat Presiden, Senin (5/8/2024).
Ke depan, Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah akan terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah perekonomian global yang cenderung mengalami pelemahan.
Untuk itu, pemerintah akan memantau dinamika perekonomian Indonesia pada semester II-2024 untuk bisa mencapai pertumbuhan seperti yang telah dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (2024) sebesar 5,1%—5,2%.
"Tentu ini tidak mudah pada saat perekonomian global sekarang ini justru cenderung mengalami pelemahan dan fragmentasi," jelasnya.
Dia menjelaskan, berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah akan menyiapkan beberapa langkah kebijakan untuk menjaga pertumbuhan dan pemulihan ekonomi. Meski demikian, dia belum mengungkapkan detil kebijakan-kebijakan yang dimaksud.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal II-2024. Deputi Kepala BPS Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh Edi Mahmud mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal II-2024 adalah Rp 5.536,5 triliun atas dasar harga berlaku.
Jadi, ekonomi Tanah Air tumbuh 5,05% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, dibandingkan kuartal sebelumnya, ekonomi Indonesia tumbuh 3,79%. Pada semester I-2024, ekonomi tumbuh 5,08%.
Dari sisi domestik, kinerja ekonomi ditopang oleh kegiatan yang terjaga. PMI-BI tetap kuat, berada di zona ekspansi yaitu 51,97%. Kapasitas produksi sebesar 73,7%, lebih tinggi dari kuartal I yang sebesar 73,61%.
Pergeseran musim panen membuat produksi padi 18,01%, sementara produksi semen dan listrik juga tumbuh. Realisasi investasi juga tumbuh 22,47%, sementara belanja modal pemerintah dan impor barang modal juga tumbuh positif.
(prc/wdh)