Logo Bloomberg Technoz

The Fed Mungkin Hanya Pangkas 100 bps, Rupiah Terseret Lemah

Tim Riset Bloomberg Technoz
06 August 2024 09:09

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sesuai perkiraan, rupiah spot dibuka melemah di awal transaksi pasar hari Selasa ini. Rupiah terseret sentimen pasar global yang masih diwarnai kekhawatiran akan terulangnya lagi kejatuhan indeks saham seperti kemarin.

Rupiah spot dibuka tertekan di Rp16.208/US$, mencerminkan pelemahan 0,15% dibanding posisi penutupan Senin lalu. Pelemahan rupiah hari ini berlangsung di kala indeks dolar Amerika Serikat kembali beringsut menguat di pasar Asia pagi.

Rupiah melemah bersama-sama hampir semua valuta Asia pagi ini di mana pengikisan nilai terdalam dicatat oleh ringgit Malaysia 0,74%, lalu dolar Taiwan 0,22%, disusul oleh won Korea yang berbalik lemah 0,16%. Rupee dan peso Filipina juga tergerus 0,11%. Sejauh ini hanya dolar Singapura dan baht Thailand yang masih mampu menguat terbatas terhadap the greenback masing-masing 0,08% dan 0,13%.

Rupiah sepertinya tersengat sentimen yang menyambangi pasar Treasury, surat utang AS, di mana imbal hasilnya berbalik naik seiring dengan rilis data PMI ISM nonmanufaktur AS yang mencatat angka moderat, mengikis kekhawatiran atas resesi Amerika.

Keyakinan pasar terhadap total pemangkasan bunga acuan Federal Reserve jadi mengecil menjadi 100 bps tahun ini di mana di akhir tahun, Fed fund rate diperkirakan akan parkir di level 4,5%. Pada Senin lalu pasar memperkirakan FFR bisa dipangkas hingga 4,25% untuk menolong perekonomian AS dari jebakan resesi.