Logo Bloomberg Technoz

Data ekonomi di Amerika Serikat (AS) menunjukkan pemburukan sehingga menimbulkan kecemasan akan resesi. Akhir pekan lalu, US Bureau of Labor Statistics melaporkan perekonomian AS menciptakan 114.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll). Ini menjadi yang terendah dalam 3 bulan terakhir.

Sementara tingkat pengangguran pada Juli tercatat 4,3%. Ini adalah yang tertinggi sejak Oktober 2021.

Sebagai informasi, ekonom Goldman Sachs Group Inc dalam catatannya meningkatkan kemungkinan resesi AS tahun depan menjadi 25% dari sebelumnya 15%.

AS adalah konsumen minyak mentah terbesar di dunia. Andai AS resesi, maka aktivitas ekonomi akan menciut sehingga permintaan energi ikut susut. Wajar jika kemudian harga minyak mengkerut.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih terjebak di zona bearish. Terbukti dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 35,39. RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.

Namun, perlu diperhatikan bahwa indikator Stochastic RSI sudah berada di angka 0. Sudah paling rendah, sangat jenuh jual (oversold).

Oleh karena itu, harga CPO berpeluang bangkit. Target resisten terdekat ada di MYR 3.797/ton. Jika tertembus, maka MYR 3.828/ton berpotensi menjadi target berikutnya.

Sedangkan target support terdekat adalah MYR 3.743/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga CPO turun lagi ke arah MYR 3.688/ton.

(aji)

No more pages