Israel hingga kini tidak membenarkan atau menyangkal tudingan bahwa negara itu bertanggung jawab atas kematian Haniyeh, bahkan ketika militer Israel mengatakan berhasil menewaskan komandan tinggi Hamas, Jaber Aziz, pada Minggu (4/8/2024).
AS hanya satu elemen dari upaya yang lebih luas dari sejumlah pejabat yang berupaya mencegah peningkatan ketegangan akibat aksi balas membalas antara Israel dan Iran yang bisa menyebabkan perang besar di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi berkunjung ke Iran pada akhir pekan untuk bertemu dengan penjabat Menlu Iran Ali Bagheri Kani.
Gedung Putih juga mengatakan bahwa Presiden Joe Biden telah berbicara dengan Raja Abdullah II dari Yordania. Sementara itu, Qatar, yang pernah menjadi penengah antara Iran dan AS, juga sudah menghubungi pemerintah Iran.
Di Israel, tampaknya kesabaran menunggu balasan dari Iran dan kelompok-kelompok sekutunya semakin menipis. Satu anggota parlemen bahkan mengusulkan untuk melakukan serangan lebih dulu.
"Martabat kita direndahkan jika hanya menunggu dan tidak mengambil inisiatif," kata Yuli Edelsteiun, ketua Komite Luar Negeri dan Pertahanan parlemen yang juga anggota senior partai Likud.
"Kita tahu cara melakukannya dan kita harus melakukan itu," kata Edelstein dalam satu pidato.
Posisi Iran
Sementara itu, Iran menegaskan kembali bahwa negara itu ingin menghindari perang terbuka dengan Israel meski mengulangi tekad melakukan aksi balasan.
"Meningkatkan stabilitas dan keamanan di kawasan akan dicapai dengan menghukum agresor dan menciptakan sistem pencegahan terhadap Israel dan perilaku petualangannya," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran pada wartawan, Senin (5/8/2024).
Jubir ini menambahkan negaranya tidak ingin ketegangan meningkat, tetapi memiliki hak, sesuai dengan hukum internasional, untuk menghukum Israel.
Peningkatan ketegangan, hampir 10 bulan perang di Gaza, ini membuat banyak maskapai penerbangan asing takut terbang di wilayah udara Israel dan Lebanon yang dikuasai Hizbullah.
Pentagon pun telah meningkatkan kehadiran mereka di Timur Tengah seperti mengerahkan kapal perang yang memiliki kemampuan menangkal serangan rudal.
Kapal induk USS Theodore Roosevelt kini berada di Teluk Oman dan mengangkut jet tempur F/A-18E/F Supor Hornet dan jet tempur canggih lainnya. Kapal induk ini didampingi oleh tiga kapal perusak yang bisa melakukan serangan dan pertahanan udara: USS Daniel Inouye, USS Michael Murphy, dan USS Russell.
Seorang sumber di departemen pertahana AS mengatakan dua kapal perusak yang memiliki kemampuan pertahanan rudal, USS Cole dan USS Laboon, baru tiba di Laut Merah.
Satu sumber lain mengatakan Angkatan Udara AS akan mengerahkan satu skuadron jet tempur F-22 Raptor ke kawasan minggu ini. Satu skuadron terdiri dari 16-24 jet tempur.
Jubir Departemen Pertahanan AS mengatakan di tengah peningkatan ketegangan ini satu serangan roket ke markas militer Al Asad di Irak telah melukai sejumlah tentara Amerika.
Israel mengatakan pasukannya dalam keadaan siaga penuh untuk melakukan misi pertahanan atau serangan sewaktu-waktu.
Bunker Komando
Israel telah mengaktifkan satu bunker komando di bawah bukit Yerusalem untuk mengantisipasi serangan besar dari Iran.
Seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa Pusat Manajemen Nasional, satu bunker yang terletak di bawah kompleks perkantoran Yerusalem dengan pintu masuk di kaki bukit sebelah barat, diaktifkan agar tetap bisa mengambil keputusan di masa perang.
Sementara itu, AS menekan Netanyahu untuk menggandakan usaha mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas. AS dan negara-negara Arab memandang bahwa penyelesaian perang di kawasan Palestina itu akan menenangkan kawasan.
Jenderal Michael Kurilla, Komandan Komando Pusat AS yang membawahi militer AS di Timur Tengah, melakukan perundingan di Israel pada Senin.
Militer Israel mengatakan Kurilla "melakukan penilaian situasi atas keamanan dan isu-isu strategis lain dan juga persiapan bersama di kawasan."
Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergei Shoigu juga mengunjungi Iran untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Masoud Pezeshkian dan pejabat lain pada Senin (5/8/2024). Masih belum jelas apakah Shoigu, yang merupakan pembantu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin, mendesak Teheran untuk menahan diri menghadapi Israel.
Nasser Kanaani, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, memperingatkan akan ada "konsekuensi" pada negara yang mendukung Israel. Ini tampaknya merupakan ancaman pada AS dan sekutunya karena terus membela negara Yahudi itu.
Israel sedang terlibat "perang di berbagai medan tempur dengan poros setan Iran," kata Netanyahu pada Minggu. "Kami menyerang setiap pasukannya itu dengan kekuatan penuh. Kami siap dengan berbagai skenarion--untuk menyerang ataupun bertahan."
(bbn)