Logo Bloomberg Technoz

Mayoritas saham melemah, dari catatan perdagangan 592 mengalami penurunan. Pergerakan IHSG relatif berada di rentang level 7.308,12 – 6.998,81

Tercatat tiga sektor yang mengalami koreksi terdapat, hingga jadi penyebab IHSG anjlok adalah saham energi (4,94%), saham barang baku (4,68%), dan saham transportasi (4,23%).

Kurs Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih terpantau pada kisaran Rp16.189/US$ hingga Senin petang atau menguat 0,07%.

Sejumlah saham Big Caps yang mendorong penurunan IHSG lebih dalam, diantaranya:

  1. Barito Renewables Energy (BREN) memberi efek tekanan 26,56 poin
  2. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) memberi efek tekanan 25,98 poin
  3. Chandra Asri Pacific (TPIA) memberi efek tekanan 25,81 poin
  4. Bank Central Asia (BBCA) memberi efek tekanan 21,25 poin
  5. Bank Mandiri (BMRI) memberi efek tekanan 20,06 poin
  6. Adaro Energy Indonesia (ADRO) memberi efek tekanan 7,1 poin
  7. Telkom Indonesia (TLKM) memberi efek tekanan 6,86 poin
  8. Astra International (ASII) memberi efek tekanan 5,73 poin
  9. Bank Negara Indonesia (BBNI) memberi efek tekanan 4,98 poin
  10. Merdeka Copper Gold (MDKA) memberi efek tekanan 4,82 poin

Tidak hanya IHSG, seluruh indeks saham utama Asia juga terbenam di zona merah. Nikkei 225 (Tokyo) jadi yang paling parah dengan ambles mencapai 12,40%. Disusul oleh Topix (Jepang) yang anjlok 12,23%, dan KOSPI (Korea Selatan) dengan kejatuhan 8,77%.

Penyebab awan kelabu pasar saham Asia dan dunia imbas keyakinan investor anjlok akibat lonjakan yen Jepang, kebijakan moneter yang lebih ketat, dan kekhawatiran yang lebih luas tentang perekonomian Amerika Serikat yang terseret ke tepi jurang resesi.

Seluruh 33 kelompok industri di index Topix telah jatuh sejak Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga pada 31 Juli, memicu lonjakan yen yang telah membayangi prospek pendapatan.

“Banyak orang yang telah lama melakukan perdagangan JPY (yen Jepang) yang lemah dan skenario soft landing dipaksa untuk bersantai,” kata Rafael Nemet-Nejat, Manajer Portofolio Senior di Jin Investment Management Pte Ltd.

(wep)

No more pages