Logo Bloomberg Technoz

Manufaktur Loyo, Pengusaha Pesimistis akan Ekonomi RI Semester II

Pramesti Regita Cindy
05 August 2024 20:10

Aktivitas pekerja di pabrik Frisian Flag Indonesia (FFI) di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (2/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Aktivitas pekerja di pabrik Frisian Flag Indonesia (FFI) di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (2/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta Ketua Bidang Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bobby Gafur Umar mengungkapkan kekhawatirannya terhadap prospek pertumbuhan ekonomi paruh kedua tahun ini, menyusul adanya kontraksi pada sektor industri manufaktur yang terefleksi dalam capaian Purchasing Managers' Index (PMI) S&P Global pada Juli.

Menurutnya, sektor ini diprediksi akan terus mengalami penurunan, terutama pada semester kedua tahun ini, di mana penurunan penjualan kendaraan bermotor menjadi salah satu indikator utamanya.

"Kalau dari sisi manufaktur itu kita melihat akan terus terjadi penurunan, dan ekonomi pada semester kedua kita belum bisa berharap banyak. Kita bisa lihat contohnya kayak Gaikindo [Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia] yang baru saja menurunkan target penjualan akhir tahun," jelas Bobby kepada Bloomberg Technoz, dikutip Senin (5/8/2024).

"Tadinya, penjualan mobil mencapai 1 juta unit, tetapi sekarang targetnya hanya sekitar 800.000-an. Sementara itu, penjualan motor yang biasanya mencapai 7 juta unit, kini diprediksi hanya sekitar 5 juta unit. Ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat, terutama kelas menengah bawah dan kelas bawah, makin menurun," sambungnya. 

Pekerja melakukan sentuhan akhir pada Toyota Avanza di area finishing pabrik perakitan PT Astra Daihatsu Motor./Bloomberg-Dadang Tri

Bobby juga menekankan, jika masyarakat tidak mampu membeli motor, mereka juga tidak akan membeli mobil atau rumah. Walhasil, pada paruh kedua tahun berjalan, tren penurunan daya beli masyarakat akan terus berlanjut.