Pada Maret 2023, BI memproyeksikan IPR berada di level 215,2. Tumbuh 4,8% yoy, didorong oleh pertumbuhan kelompok makanan, minuman, dan tembakau, barang budaya dan rekreasi, serta sandang.
Tim Research Ajaib Sekuritas memaparkan, inflasi Amerika Serikat pada Maret 2023 yang melandai ke level 5% yoy dibanding periode sebelumnya pada level 6% yoy di bawah konsensus sebelumnya pada level 5,2% yoy. Pada periode bulanan inflasi tercatat turun ke level 0,1% mtm, lebih rendah dibanding periode sebelumnya sebesar 0,4% mtm dan lebih rendah dari consensus 0,2% mtm.
“Inflasi tersebut melandai seiring dengan turunnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM),” jelasnya.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG ditutup terkoreksi 0,2% ke level 6,798 disertai dengan munculnya volume penjualan.
“IHSG masih berpeluang menguat kembali untuk menguji 6.833 - 6.840. Namun, waspadai apabila IHSG menembus 6.735,” jelas Herditya dalam riset harian yang diterbitkannya Kamis (13/4/2023).
Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, INKP, MEDC, TBIG, dan UNVR.
Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan kemarin IHSG ditutup melemah, akan tetapi investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 1,57 triliun di reguler market.
Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung menguat dengan resistance 6.800 - 6.850, dan support 6.789 - 6.750. Dengan saham rekomendasinya ialah BMRI, TPIA, KLBF, ICBP, BRIS, dan CMRY.
(fad/ggq)