Logo Bloomberg Technoz

Sekadar catatan, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober turun 2,2% hari ini menjadi US$75,15 per barel pada pukul 10:22 pagi di London. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun 2,4% menjadi US$71,77 per barel.

Pergerakan harga minyak sampai dengan 5 Agustus 2024./dok. Bloomberg

Dilansir melalui situs resmi Energy Information Administration (EIA), Amerika Serikat (AS) merupakan produsen utama dari minyak –termasuk minyak mentah, semua jenis petroleum liquids, biofuel, dan pengolahan kilang – yakni 21,91 juta barel per hari (bph) pada 2023.

Produksi AS pada 2023 itu mencakup 22% dari total seluruh dunia.

Kedua, Arab Saudi dengan produksi 11,13 juta bph atau mencakup 11% dari total seluruh dunia pada 2023.

Ketiga, Rusia dengan produksi 10,75 juta bph atau mencakup 11% dari total seluruh dunia pada 2023. 

Keempat, Kanada dengan produksi 5,76 juta bph atau mencakup 6% dari total seluruh dunia pada 2023.

Kelima, China dengan produksi 5,26 juta bph atau mencakup 5% dari total seluruh dunia pada 2023.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan bertajuk Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Mei 2024, volume impor minyak mentah Indonesia sebesar 6,47 juta ton pada Januari hingga Mei 2024.

Harga minyak dunia Brent diproyeksikan bisa menembus hingga level US$90/barel bila ketegangan politik di Timur Tengah meningkat dan menciptakan perang terbuka antara Palestina dan Israel, imbas pembunuhan salah seorang pemimpin Hamas; Ismail Haniyeh.

Ekonom Senior/Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto menggarisbawahi kematian Haniyeh memang tidak serta-merta berkorelasi langsung dengan pembentukan harga minyak dunia.

Akan tetapi, potensi eskalasi ketegangan geopolitik berupa aksi retaliasi hingga perang terbuka antara Israel dan Palestina imbas pembunuhan tersebutlah yang bakal memengaruhi pasokan dan distribusi harga minyak.

Walhasil, harga secara otomatis melambung dan menjauhi level US$80/barel di tengah pasokan yang menipis dan permintaan yang tetap tinggi.

“Ini bukan lagi menyangkut kelompok Hamas, tetapi sentimen negara antara Palestina dan Israel. Baik Israel dan Palestina, di belakangnya ada teman-temannya, dikhawatirkan kalau sampai gesekan dua negara merembet ke kubu masing-masing, itu akan menimbulkan peningkatan risiko geopolitik,” ujar Ryan saat dihubungi, Kamis (1/8/2024).

(dov/wdh)

No more pages