Logo Bloomberg Technoz

Analisis Bloomberg Economics memakai data Current Population Survey (CPS) periode Juni dan membagi data imigran dalam tiga bagian yaitu yang baru datang pada tahun 2022-2024, lalu pekerja imigran yang lahir di luar negeri dan pekerja imigran yang lahir di AS.

Kajian itu memungkinkan ekonom menguraikan karakteristik pasar tenaga kerja para imigran baru berdasarkan status pekerjaan mereka, industri, serta lokasi geografis tempat mereka bekerja serta pendidikan.

"Kami menemukan bahwa tingkat pengangguran para imigran yang baru tiba dua kali lipat lebih tinggi dibanding pekerja lain, sebesar 9,9% pada kuartal II-2024 dibandingkan foreign born worker sebesar 3,9% dan native worker 3,8%. Tingkat pengangguran pada imigran baru di AS meningkat lebih cepat dalam beberapa bulan terakhir mencapai 11,1% pada Juni," jelas ekonom.

Dua industri yang terbanyak menyerap para imigran baru adalah industri konstruksi, rekreasi dan perhotelan, menyerap 30% lapangan kerja. Sebanyak 45% imigran baru itu tersebar di empat negara bagian yaitu Texas, Florida, California dan New York, dibandingkan 53% pekerja imigran lain.

Pengangguran AS. (Dok: Bloomberg)

"Sahm's rule yang memiliki rekam jejak yang baik dalam mengidentifikasi kemerosotan ekonomi di masa lalu, memperlihatkan, resesi tengah berlangsung ketika pergerakan rata-rata pengangguran tiga bulan meningkat setengah poin persentase di atas level terendah 12 bulan. Setelah data Juli, perbedaannya kini mencapai 0,53 ppt," jelas ekonom.

Secara historis, setelah indikator menyentuh 0,5 ppt, tingkat pengangguran akan meningkat hingga setidaknya 1,9-2 ppt.

"Kecepatan penduduk imigran baru terserap ke pasar tenaga kerja memiliki implikasi pada angka pengangguran nasional. Data dari enam bulan terakhir memperlihatkan, penyerapan imigran baru ke pasar tenaga kerja menurun. Kami perkirakan tren ini akan berlanjut hingga tingkat pengangguran naik ke 4,5% akhir tahun ini dan tahun depan makin naik ke 5%," jelas Collins dalam catatan yang dilansir 2 Agustus.

Pada bagian lain, laporan pasar tenaga kerja Jumat lalu memberi sinyal pada Federal Reserve untuk lebih agresif memangkas bunga acuan dibanding perkiraan sebelumnya.

"Pelemahan pasar tenaga kerja hanya memperlihatkan sinyal stabil yang kecil. Itu akan bergerak secara gradual menuju situasi normal seperti yang diungkapkan oleh Jerome Powell setelah FOMC Juli kemarin. Kami perkirakan tingkat pengangguran AS akan terus meningkat ke 4,5% akhir tahun ini. Bukan hanya September nanti The Fed perlu turunkan bunga tapi besar penurunan bisa lebih besar mencapai 50 bps," kata Anna Wong, Chief Economist Bloomberg Economics untuk wilayah AS.

Di pasar swap sampai siang hari ini, pasar semakin meningkatkan taruhan di pasar untuk proyeksi penurunan Fed fund rate. Prediksi penurunan FFR sebesar 50 bps pada September ke kisaran 4,75%-5,00% melejit hingga 94,5%.

Kemudian disusul pemangkasan selanjutnya pada November sebesar 50 bps lagi ke kisaran 4,25%-4,50%. Probabilitas bulan tersebut mencapai 72,2%. Kemudian pada Desember, FFR diperkirakan akan semakin rendah di kisaran 4,00%-4,25% atau dipangkas lagi 25 bps dengan probabilitas mencapai 60,7%. Secara total, besar pemangkasan bunga The Fed sampai akhir tahun diperkirakan mencapai 125 bps.

(rui/aji)

No more pages