Abhishek Vishnoi dan Youkyung Lee - Bloomberg News

Bloomberg, Indeks Kospi, tolok ukur utama Korea Selatan, merosot lebih dari 7% seiring dengan intensifikasi rotasi keluar dari pasar saham berteknologi tinggi. Kospi juga mengalami kerugian lebih dari 10% sejak puncaknya pada 11 Juli, menuju koreksi teknis.

Perdagangan kontrak berjangka Topix dihentikan sementara selama sekitar 10 menit, sementara bursa saham Korea juga menghentikan sementara pesanan jual untuk perdagangan program di Kospi setelah kontrak berjangka indeks Kospi 200 anjlok lebih dari 5%.

"Sentimen terhadap saham kemungkinan akan tetap rapuh untuk saat ini karena pasar kemungkinan akan terus memperdebatkan antara soft landing AS versus resesi, dengan laporan pasar tenaga kerja utama berikutnya dalam satu bulan," kata Chetan Seth, seorang ahli strategi ekuitas Asia-Pasifik di Nomura Holdings Inc.

Sementara di Jepang, indeks Topix dan Nikkei 225 masing-masing turun lebih dari 8% karena keyakinan investor anjlok akibat lonjakan yen, kebijakan moneter yang lebih ketat, dan kekhawatiran yang lebih luas tentang perekonomian AS.