Bloomberg Technoz, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) amat berat hingga menutup perdagangan Sesi I, IHSG kehilangan 145,52 poin, atau anjlok 1,99% ke level 7.162,6 pada Senin (5/8/2024) siang ini.
Ada penurunan saham empat bank besar RI juga terjadi di tengah anjloknya IHSG. Salah satunya, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Saham BMRI ambles 2,21% ke level Rp6.650/saham. Penurunan ini bahkan membuat saham BMRI masuk jajaran top losers di saham-saham sejenis.
Nilai transaksi saham BMRI sejauh ini mencapai Rp449,56 miliar usai sebanyak-banyaknya 67,53 juta saham diperdagangkan. Frekuensi yang terjadi sebesar 10.451 kali.
Selain BMRI, berikut jajaran saham Bank Big Caps yang turut mengalami penurunan.
- Saham BBCA anjlok 1,96% ke level Rp10.000/saham
- Saham BBRI anjlok 1,69% ke level Rp4.630/saham
- Saham BBNI anjlok 1,47% ke level Rp5.025/saham
Koreksi tajam IHSG dan saham-saham Bank The Big Four terjadi di tengah pengumuman pertumbuhan ekonomi yang melambat di Kuartal II-2024, meski masih ada ‘Sedikit’ di atas ekspektasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia periode Kuartal II-2024. Hasilnya, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada Kuartal II-2024 adalah Rp5.536,5 triliun atas dasar harga berlaku. Jadi, ekonomi Tanah Air Indonesia tumbuh 5,05% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu (year-on-year/yoy).
Pencapaian tersebut tidak jauh dari perkiraan pasar. Konsensus yang dihimpun Bloomberg menunjukkan prediksi pasar berada di 5%. Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada awal April tidak cukup untuk mendongkrak ekonomi RI.
Sementara dibandingkan dengan Kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi Indonesia tumbuh 3,79%. Pada Semester I-2024, ekonomi berhasil tumbuh 5,08%.
Di mana, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II-2024 yang tercatat 5,05% yoy ini, lebih rendah dibandingkan dengan Kuartal I-2024 yang tumbuh 5,11% yoy kemarin.
BPS juga memaparkan, angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, ekonomi Indonesia di Semester I-2023 terhadap Semester I-2022 tumbuh 5,11%.
Senada, apabila dibandingkan dengan Kuartal II-2023 kala itu yang menyentuh 5,17%, pertumbuhan ekonomi RI pada Kuartal II-2024 saat ini tercatat jauh lebih rendah lagi.
Pertumbuhan ekonomi beberapa mitra dagang utama Indonesia, seperti Tiongkok, melambat. Sementara Amerika Serikat tumbuh lebih tinggi. Adapun India tetap kuat meski melambat.
Terkait perdagangan global, lanjut Edi, sepanjang Kuartal II-2024 Indonesia masih menjaga surplus Neraca Dagang. Secara global, pertumbuhan perdagangan barang dan jasa akan menguat.
Harga komoditas ekspor Indonesia masih fluktuatif, beberapa mulai meningkat pada Kuartal II seperti CPO dan batu bara.
(fad)