Logo Bloomberg Technoz

Hayden Hughes, kepala investasi kripto di Evergreen Growth sebuah family office, menerangkan bahwa aset digital kripto saat ini menjadi korban dari skema carry trade atas mata yang Jepang, Yen.

Baca Juga: Bitcoin Terendah di US$53 Ribu, Saatnya Investasi?

Para spekulan juga menyesuaikan diri perihal suku bunga yang lebih tinggi di salah satu negara ekonomi dengan terkuat di Asia Timur tersebut.

“Para investor juga berjuang melawan peningkatan drastis dalam biaya lindung nilai atau hedging berdasarkan volatilitas dalam perdagangan dolar AS-Yen Jepang,” ucap Hughes dilansir dari Bloomberg News, Senin.

Bitcoin pada bulan Maret pernah mencatatkan rekor harga tertinggi sepanjang sejarah US$73.798 namun terombang-ambing oleh beberapa sentimen pasar, termasuk politik AS dengan dukungan pasar atas calon Donald Trump yang pro-kripto mulai memudar.

Pasar ikut menghitung risiko kelebihan pasokan saat pemerintah AS mengeksekusi penjualan Bitcoin yang disita, ditambah penjualan token oleh kreditor dari bursa kripto yang bangkrut.

Pergerakan aset kripto lain mengekor Bitcoin, sebagai respons di pasar keuangan global yang juga terkoreksi. Para trader kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan AS, pertanyaan  apakah booming  kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan mengimbangi booming seputar teknologi.

(wep)

No more pages