Logo Bloomberg Technoz

Apindo: Tanpa Intervensi, Manufaktur RI Bisa Rontok dalam 2 Bulan

Pramesti Regita Cindy
05 August 2024 12:10

Astra Honda Motor (AHM). (Dok. astra-honda.com)
Astra Honda Motor (AHM). (Dok. astra-honda.com)

Bloomberg Technoz, Jakarta  Ketua Bidang Industri Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bobby Gafur Umar mewanti-wanti pemerintah untuk segera melakukan langkah tegas guna menghindari risiko kemerosotan lebih lanjut terhadap industri manufaktur nasional.

Hal ini makin urgen, terutama menyusul laporan Purchasing Manager's Index (PMI) S&P Global terhadap kinerja manufaktur Indonesia pada Juli 2024, yang mendarat di zona kontraksi 49,3 sekaligus merupakan level terendah sejak Agustus 2021.

"Kalau pemerintah tidak bisa mengambil keputusan segera, maka dalam waktu 2—3 bulan ke depan, industri manufaktur banyak yang kena. Kontribusi manufaktur itu termasuk yang paling besar di PDB, ini bisa di atas 10%. Jadi, kalau sekarang PMI Indeks sudah 49,3 berarti kan [manufaktur] sudah tidak tumbuh," jelas Bobby saat dihubungi, dikutip Senin (5/8/2024).

Aktivitas pekerja di pabrik Frisian Flag Indonesia (FFI) di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (2/7/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Sekadar catatan, hari ini Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 tercatat 5,05% dibandingkan dengan kuartal II-2023. Namun, kinerja ekonomi lebih rendah dibandingkan dengan kuartal I-2024 yang tumbuh 5,11% secara year on year (yoy).

Dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi, BPS melaporkan industri pengolahan atau manufaktur menjadi sumber terbesar, yakni sebesar 0,79% dari pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 yang sebesar 5,05%.