Usai rilis data pengangguran yang mengejutkan pekan lalu, pasar kini memperkirakan The Fed bukan hanya akan memangkas Fed fund rate sebanyak 75 bps, tapi hingga 125 bps sampai akhir tahun ini dalam tiga kali kesempatan pertemuan terbuka FOMC, yakni September, November dan Desember nanti. Sehingga akhir tahun ini, FFR diprediksi akan parkir di level 4,25% dari posisi saat ini 5,50%.
Beberapa ekonom bahkan mulai mengeluarkan kewaspadaan terhadap potensi resesi di AS. Ekonom Goldman Sachs Group meningkatkan kemungkinan resesi AS tahun depan menjadi 25% dari sebelumnya 15%. Namun, mereka mengatakan ada beberapa alasan untuk tidak terlalu khawatir tentang penurunan ekonomi bahkan setelah tingkat pengangguran naik.
"Kami terus melihat risiko resesi terbatas," kata ekonom Goldman yang dipimpin oleh Jan Hatzius dalam sebuah laporan kepada klien pada Minggu (04/08/2024).
JPMorgan dan Citigroup merevisi prediksi pemangkasan bunga The Fed pada September dari sebesar 25 bps menjadi 50 bps.
Secara teknikal nilai rupiah telah menembus level resistance terdekat di Rp16.170/US$ sampai dengan Rp16.140/US$. Level resistance selanjutnya bisa menguat ke Rp16.100/US$ usai dengan keberhasilan breakout MA-50.
Melihat tren sepekan, rupiah terkonfirmasi membentuk tren pembalikan arah, juga berhasil tembus trendline channel yang makin berpotensi menuju Rp16.050/US$, tercermin dari time frame daily, di MA-100.
(rui)