Logo Bloomberg Technoz

Kelas Menengah Hadapi Masa Sulit, Alarm Bagi Ekonomi RI

Ruisa Khoiriyah
05 August 2024 09:42

Karyawan berjalan di pendestrian usai jam pulang kantor di Jakarta. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Karyawan berjalan di pendestrian usai jam pulang kantor di Jakarta. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Deflasi yang terjadi tiga bulan berturut-turut menyalakan kekhawatiran terkait situasi perekonomian domestik. Pasalnya, terakhir kali deflasi terjadi beruntun hingga tiga bulan adalah pada saat perekonomian RI 'mati suri' akibat pagebluk Covid-19. Pada saat yang sama, gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) makin memuncak di tengah aktivitas manufaktur yang menurun.

Ada kekhawatiran perekonomian saat ini perlahan menuju zona resesi menilik indikator-indikator yang terakhir terlihat saat Indonesia jatuh dalam resesi periode 2020-2021 silam.

Hampir semua indikator penting ekonomi yang menjadi petunjuk greget konsumsi masyarakat, mengisyaratkan pelemahan: Tingkat keyakinan konsumen, penjualan eceran, impor barang konsumsi, rekrutmen tenaga kerja, hingga pertumbuhan kredit modal kerja, tercatat melemah.

Deflasi tiga bulan berturut-turut melengkapi di tengah kenaikan porsi belanja masyarakat untuk kebutuhan primer yang mencerminkan pola konsumsi lebih defensif. Pada saat yang sama, angka PHK membludak dan aktivitas manufaktur untuk pertama kali terkontraksi sejak pandemi berlalu.

Situasi terkini perekonomian Indonesia yang semakin suram itu sulit dilepaskan dari apa yang kini tengah dihadapi oleh kelas menengah. Kelas menengah selama ini sering dielu-elukan sebagai tulang punggung konsumsi nasional karena kinerja pengeluaran yang relatif stabil dan jumlah populasi yang dominan.