Bloomberg Technoz, Jakarta - Bitcoin belum mencapai titik paling dasar. Serangkaian pelemahan harga yang dimulai pada awal bulan Agustus masih berlanjut hingga awal pekan, Senin (5/8/2024).
Pola grafik teknikal yang terakhir “membuka jalan untuk kemunduran yang lebih dalam” menuju US$54.000, Tony Sycamore, analis pasar di IG Australia Pty, menulis dalam sebuah catatan.
Hingga pukul 8.05 waktu Indonesia Bitcoin jatuh 7,5% dalam pergerakan 24 jam ke posisi US$56.014,27 (sekitar Rp907 juta). Selang 10 menit perdagangan berjalan, Bitcoin kian melempem ke posisi US$54.327 (sekitar Rp880 juta).
Bitcoin mencatatkan pergerakan negatif 17,1% dibandingkan posisi minggu sebelumnya. Altcoin juga berguguran seiring dengan Bitcoin, seperti Ether yang 22,4% lebih rendah ke level US$2.252,24, Solana -13,5% ke US$124,03. Juga Avalanche (-17%) ke US18,77, Cardano (-16,7%) ke US$0,3, Litecoin (-14,5%) ke US$55,56.
Ekuitas berjangka AS merosot pada Senin pagi, mencerminkan kekhawatiran tentang prospek pertumbuhan di negara Adidaya AS sebagai ekonomi terbesar di dunia.
Faktor pelemahan lain adalah sederet lesunya saham-saham teknologi raksasa di tengah pertanyaan apakah booming kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sudah berlebihan.

Ketegangan geopolitik meningkat di Timur Tengah, menambah keraguan investor, dilaporkan Bloomberg News, Senin.
Pencapaian ini adalah pelemahan mingguan terbesar pasca kebangkrutan platform perdagangan kripto FTX.
(wep)