Logo Bloomberg Technoz

Adapun indikator Stochastic RSI berada di 65,31. Menghuni zona beli (long) dan cukup kuat.

Meski demikian, sepertinya emas belum bisa luput dari koreksi lebih lanjut. Kini harga emas sedang menguji support terjauhnya di US$ 2.407/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 200.

Namun selepas itu, harga emas berpeluang bangkit. Target resisten terdekat adalah US$ 2.434/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.449/troy ons.

Profit Taking

“Dalam waktu dekat, antisipasi pembalikan dan aksi ambil untung (profit taking). Namun secara fundamental, harga emas lebih berpotensi naik ketimbang turun,” tegas Alex Ebkarian, Chief Operating Officer di Allegiance Gold, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Faktor utama yang akan menjadi sentimen positif bagi harga emas adalah ekspektasi penurunan suku bunga, terutama di Amerika Serikat (AS). Dalam jumpa pers pekan lalu, Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve Jerome ‘Jay’ Powell mengungkapkan bahwa penurunan suku bunga acuan mungkin sudah bisa dilakukan bulan depan.

“Jika inflasi bergerak turun sesuai ekspektasi, pertumbuhan ekonomi masih cukup kuat, dan pasar tenaga kerja konsisten dengan situasi saat ini, maka saya rasa penurunan suku bunga bisa dipertimbangkan dalam rapat September,” ungkap Powell dalam konferensi pers usai rapat Komite Pembuat Kebijakan The Fed (Federal open Market Committee/FOMC), seperti diwartakan Bloomberg News.

Tidak main-main, pasar kini mulai berharap Federal Funds Rate bisa langsung dipangkas 50 basis poin (bps) bulan depan. Mengutip CME FedWatch, peluangnya mencapai 69,5%.

Sumber: CME FedWatch

“Pasar saat ini memperkirakan probabilitas pemangkasan Federal Funds Rate sebesar 50 bps pada September bisa mencapai 70%,” tulis Jim Wyckoff, Senior Market Analyst di Kitco Metals, dalam risetnya.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

(aji)

No more pages