Arun Devnath - Bloomberg News
Bloomberg, Bangladesh memperketat jam malam nasional dan memerintahkan penutupan layanan internet seluler untuk kedua kalinya dalam tiga minggu terakhir, setelah protes baru selama akhir pekan menyebabkan lebih dari 70 kematian.
Menurut kementerian dalam negeri, jam malam yang dimulai pukul 18.00 waktu setempat akan diberlakukan hingga pemberitahuan lebih lanjut. Negara ini juga menutup kantor pemerintah dan swasta, termasuk bank, selama tiga hari mulai Senin (05/08/2024) saat menghadapi upaya memulihkan ketertiban.
Langkah-langkah ini diberlakukan setelah gelombang kekerasan baru pada Minggu (04/08/2024), di mana para pengunjuk rasa yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina bentrok dengan pendukung pro-pemerintah. Korban tewas termasuk 13 petugas penegak hukum yang dipukuli sampai mati setelah massa menyerang sebuah kantor polisi di kota Sirajganj.
Pada Minggu, sekelompok orang membakar kendaraan di universitas dan rumah sakit yang dikelola pemerintah di dekat alun-alun Shahbag, sebuah lokasi demonstrasi populer di ibu kota Dhaka. Sebagian besar toko tutup dan transportasi umum hilang dari jalan-jalan ibu kota saat kekerasan menyebar.
Para pengunjuk rasa juga meluncurkan gerakan ketidakpatuhan, mendesak warga untuk menahan pembayaran pajak atau tagihan listri dan meminta pekerja luar negeri untuk berhenti mengirim remitansi ke rumah, sebagai bagian dari kampanye nasional untuk menekan Hasina dan kabinetnya agar mundur.
Liga Awami yang berkuasa dan pendukungnya mengadakan pawai di seluruh negeri pada Minggu, berusaha mempertahankan posisi mereka melawan para pengunjuk rasa, menurut Sekretaris Jenderal partai tersebut, Obaidul Quader.
'Serangan Militan'
Kantor Hasina mendesak siswa dan orang tua untuk pulang, mengatakan "serangan militan" terjadi di beberapa bagian Bangladesh. "Pihak berwenang akan mengambil tindakan tegas terhadap para penyerang," kata kantor Hasina dalam pesan kepada media.
Kerusuhan ini berasal dari sistem kuota pekerjaan pemerintah yang kontroversial, dan demonstrasi memaksa pihak berwenang memberlakukan jam malam serta pemadaman internet seluler hampir total selama 11 hari berturut-turut di bulan Juli. Protes tersebut menyebabkan sekitar 200 orang tewas.
Jam malam dan penutupan internet diperkirakan berdampak US$10 miliar pada ekonomi dengan biaya yang diperkirakan akan terus meningkat, kata Zaved Akhtar, presiden Kamar Dagang dan Industri Investor Asing (Foreign Investors’ Chamber of Commerce and Industry/FCCI), akhir bulan lalu. FCCI mewakili investor dari 35 negara.
Hasina telah menawarkan untuk bertemu dengan koordinator protes dan memerintahkan pembebasan siswa yang ditahan saat kerumunan memadati jalan-jalan di Dhaka pada Sabtu. "Pintuku terbuka. Aku ingin duduk dengan para pengunjuk rasa dan mendengarkan mereka. Aku tidak ingin ada konflik," katanya.
(bbn)