Logo Bloomberg Technoz

The Fed Diprediksi Gunting Bunga 125 Bps, Rupiah Siap Cetak Reli

Tim Riset Bloomberg Technoz
05 August 2024 07:45

Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan merapihkan uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah bersiap menguat mengawali pekan ini di tengah semakin kuatnya keyakinan para pelaku pasar akan prospek penurunan bunga acuan Federal Reserve, pasca lonjakan tingkat pengangguran di Amerika Serikat (AS).

Sinyal penguatan rupiah spot hari ini terlihat jelas di pasar offshore di mana kontrak NDF rupiah pekan lalu ditutup menguat di level Rp16.178/US$. Level itu lebih kuat dibanding posisi penutupan rupiah spot pekan lalu di Rp16.200/US$, mengindikasikan ruang penguatan hari ini terbuka lebar.

Indeks dolar AS pada Jumat ambles terdalam ke 103,2, ketika yield Treasury, surat utang AS, mencetak reli kenaikan harga terbesar di mana untuk pertama kali setelah sekian lama yield UST-2Y anjlok hingga 27 bps ke 3,88%. Tenor 10Y juga semakin tergerus imbal hasilnya ke 3,79%.

Penurunan imbal hasil Treasury itu memperlebar selisih yield dengan surat utang RI menjadi 304 bps saat ini, membuat pamor aset fixed income Indonesia menjadi lebih kompetitif. 

Pada Jumat lalu, AS melaporkan tingkat pengangguran di negara dengan ukuran ekonomi terbesar itu tak terduga melonjak hingga 4,3% pada Juli. Sementara penambahan lapangan kerja juga lebih kecil ketimbang prediksi pasar memberi sinyalemen pasar tenaga kerja AS tertekan lebih dalam dan lebih cepat ketimbang dugaan awal.