Logo Bloomberg Technoz

“Kemarin kami diskusi dengan KAI, KCI, dan INKA; mungkin pada 2023–2025 ini ada beda sumber [pemasok rangkaian KRL]. Pada 2025, INKA sudah bisa produksi dan itu sedang kami upayakan ada mitra dan kami upayakan juga ada PMN [penyertaan modal negara] untuk di peralatan, sehingga pada 2025 INKA bisa benar-benar produksi,” jelasnya. 

Untuk melakukan retrofit KRL, kata Tiko, dibutuhkan waktu sekitar 12 bulan sehingga kemungkinan baru dapat dirampungkan pada 2024. Padahal, saat ini penumpang KRL makin membeludak, sehingga dibutuhkan tambahan rangkaian kereta sebelum 2024 untuk mengakomodasinya.

“Pada 2023, memang kita lihat ada penumpukan [penumpang KRL] saat peak hour, sehingga kita mungkin butuh [tambahan] sekitar 10–20 trainset.”

Berkurangnya rangkaian yang beroperasi diperkirakan menggerus kapasitas angkut harian Kereta Commuter Jabodetabek sebanyak 1,2 juta penumpang setiap harinya.

Untuk diketahui, sebanyak 10 rangkaian KRL yang dioperasikan di Jabodetabek harus dipensiunkan pada 2023 dan 16 rangkaian akan menyusul pada 2024. KRL bekas dari Jepang menjadi opsi yang paling memungkinkan untuk menggantikan rangkaian kereta tersebut.

Tercatat, pengguna KRL Jabodetabek di seluruh lintas telah mengalami kenaikan pada awal 2023 dibandingkan dengan 2 tahun sebelumnya menjadi total 10,44 juta penumpang. 

Lintas Depok sampai dengan Bogor mencatatkan jumlah pengguna terbesar dibandingkan dengan lintas lainnya sebesar 10,44 juta penumpang pada Januari 2023. Jumlah tersebut naik dibandingkan dengan Januari 2022 sebanyak 6,92 juta penumpang dan 5,86 juta pengguna pada Januari 2021.

Kemudian, jumlah pengguna pada lintas Bekasi sampai dengan Cikarang mencapai 5,98 juta penumpang. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 3,64 juta pengguna dan 1,44 juta penumpang pada Januari 2021. 

(tar/wdh)

No more pages